kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Intiland Development (DILD) Targetkan Marketing Sales Rp 2,4 Triliun pada Tahun Ini


Selasa, 01 Februari 2022 / 15:32 WIB
Intiland Development (DILD) Targetkan Marketing Sales Rp 2,4 Triliun pada Tahun Ini
ILUSTRASI. Maket kondominium Fifty Seven Promenade dipajang di marketing gallerynya di Jakarta, Selasa (27/3). KONTAN/Cheppy A. Muchlis/27/03/2018


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Intiland Development Tbk (DILD) mengincar pendapatan prapenjualan alias marketing sales senilai Rp 2,4 triliun sepanjang tahun ini. Lebih dari separuh target marketing sales DILD bakal ditopang oleh segmen kawasan perumahan.

Corporate Secretary DILD Theresia Rustandi mengungkapkan bahwa segmen kawasan perumahan ditaksir bakal kembali menyumbang marketing sales dengan porsi terbesar, yakni 55%. Selanjutnya ada segmen mixed use & high rise yang berkontribusi 35%, lalu segmen kawasan industri yang menyumbang 10% terhadap marketing sales DILD tahun ini.

"Kami memproyeksikan dan berharap industri properti akan semakin membaik dibandingkan tahun 2021. Tahun ini kami proyeksikan kontribusi terbesar masih berasal dari segmen pengembangan kawasan perumahan," kata Theresia kepada Kontan.co.id, Selasa (1/2).

Theresia menyebut bahwa beberapa segmen properti khususnya produk perumahan sudah mengalami pertumbuhan sejak pertengahan 2021. Beberapa indikator pemulihan sektor properti dan ekonomi secara umum membuat manajemen DILD optimistis bisa mendongkrak kinerja penjualan dibandingkan tahun lalu. 

Baca Juga: Vale Indonesia (INCO) Rela Mengurangi Keuntungan Demi Penggunaan Energi Bersih

Terlebih, kebijakan insentif pemerintah untuk sektor properti juga menjadi salah satu stimulus pertumbuhan di sektor ini. "Secara umum pasar konsumen sudah mulai bergerak kembali. Setiap segmen properti sebenarnya memiliki siklus pertumbuhan. Saat ini segmen pengembangan kawasan perumahan cenderung bergerak lebih cepat dibandingkan segmen yang lain," terang Theresia.

Saat ini, manajemen DILD masih melakukan finalisasi untuk alokasi belanja modal alias capital expenditure (capex). Jumlah capex mempertimbangkan rencana sejumlah pengembangan baru pada tahun ini. Yang pasti, sumber pendanaan capex DILD berasal dari penjualan, internal cash, dan bank.

Sebagai informasi, target marketing sales DILD sebesar Rp 2,4 triliun pada tahun 2022 mengalami kenaikan 46,34% dibandingkan realisasi marketing sales senilai Rp 1,64 triliun yang diraih pada 2021. Adapun capaian marketing sales DILD tahun lalu telah melonjak hingga 75% dari raihan marketing sales pada 2020 yang sebesar Rp 937 miliar.

Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi DILD Archied Noto Pradono sebelumnya menerangkan bahwa peningkatan marketing sales tahun 2021 terutama berasal dari hasil penjualan di segmen pengembangan kawasan perumahan. DILD pada tahun lalu sukses memasarkan dua pengembangan proyek baru yakni Amesta Living di Surabaya dan DUO Talaga Bestari di Tangerang.

Baca Juga: Seimbangkan Aspek ESG, Begini Strategi Keberlanjutan Usaha Astra Graphia (ASGR)

“Tahun lalu pasar properti sudah mulai kembali bergerak. Stimulus kebijakan dari Pemerintah terbukti cukup efektif mendorong penjualan properti, khususnya pada segmen perumahan. Penjualan Intiland di segmen ini cukup meningkat, baik dari pengembangan proyek baru atau proyek-proyek yang sudah berjalan,” kata Archied.

Dari empat segmen pengembangan yang dimiliki, kawasan perumahan berhasil memberikan kontribusi marketing sales terbesar. Pada tahun lalu segmen ini membukukan penjualan Rp 922 miliar atau 56% secara keseluruhan.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×