Sumber: KONTAN | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Emiten saham penyedia alat berat, PT Intraco Penta Tbk (INTA), tengah mengincar kontrak pelayanan perawatan penuh atau full maintenance contract (FMC) senilai US$ 30 juta dari perusahaan pertambangan di Kalimantan.
Bila berhasil mendapat kontrak itu, INTA akan memberikan jasa perawatan untuk sekitar 100 unit alat berat. "Saat ini masih dinegosiasikan dengan calon mitra," kata Fred L. Manibog, Direktur INTA, kemarin (4/11).
Selain kontrak jasa perawatan, INTA terus menggenjot penjualan alat beratnya. Hingga akhir kuartal III 2009, INTA telah menjual 365 unit alat berat. Dari jumlah ini, sekitar 237 unit merupakan alat berat berukuran besar dengan harga jual rata-rata US$ 400.000 per unit.
Targetnya, hingga akhir tahun ini INTA bisa menjual lebih dari 500 unit alat berat. Selama 2008, INTA berhasil menjual 500 unit alat berat.
Fred menjelaskan, kendati jumlah penjualan tidak naik signifikan, pendapatan INTA berpotensi naik hingga 15% tahun ini. "Karena 65% pendapatan INTA berasal dari penjualan alat berat yang harganya tinggi," ujarnya. Tahun lalu, pendapatan INTA mencapai Rp 1,12 triliun. Berarti, target pendapatan INTA tahun ini hingga sekitar Rp 1,28 triliun.
Tahun depan, INTA akan lebih menggenjot penjualan alat beratnya. Mereka telah menyiapkan opsi penerbitan saham baru (rights issue) sebesar US$ 50 juta untuk mendanai belanja modal 2010. Salah satunya, untuk meningkatkan penjualan alat berat tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News