Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi virus corona telah menekan semua sektor bisnis. Dampak negatif pandemi juga membebani produk Kontrak Investasi Kolektif (KIK) Dana Investasi Real Estate (DIRE) dan Dana Investasi Infrastruktur (Dinfra) yang memegang aset sektor properti serta infrastruktur.
Bahkan, PT Ciptadana Asset Management (AM) sedang dalam tahap pembubaran dan likuidasi salah satu produk DIRE mereka, yakni Ciptadana Properti Padjajaran.
Rencananya Ciptadana AM mengadakan rapat umum pemegang unit penyertaan (RUPUP) pada hari ini, Selasa (28/5) untuk meminta persetujuan pembubaran tersebut. Hanya saja, karena jumlah peserta kurang dari persyaratan, RUPUP pun urung dilaksanakan.
Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menilai hal tersebut dapat dipahami dalam kondisi saat ini.
Baca Juga: Tak penuhi kuorum, RUPUP pembubaran & likuidasi DIRE Ciptadana Properti batal digelar
Mengingat jika berbicara soal DIRE, fokus instrumen ini adalah mendapat imbal hasil dari cash flow sebuah usaha dalam belum bentuk pendapatan sewa tenant maupun biaya okupansi hotel.
“Dengan adanya pandemi, sektor perhotelan ini kan terpukul yang membuat tingkat okupansinya turun, sehingga cashflownya pun bermasalah. Bahkan Hotel Padjajaran ini sudah tidak lagi beroperasi, sehingga akhirnya harus dibubarkan,” ujar Wawan kepada Kontan.co.id, Selasa (28/5).
Sementara DIRE yang asetnya memegang perkantoran berpotensi lebih bertahan karena kontrak penyewaan biasanya berlanjut. Sementara DIRE yang asetnya mall sedikit lebih baik dari yang asetnya hotel, walau tetap dibayangi risiko.
“Mal mungkin sedikit lebih baik, tapi kan mal juga cenderung sepi, jika kondisi tak kunjung membaik bisa jadi suatu saat cashflow-nya akan terganggu. Mal kan mengandalkan sewa tenant jadi selama tenant bisa bayar ya oke, tapi kalau ternyata kesulitan membayar bahkan memutuskan berhenti, tentu jadi ancaman untuk DIRE yang asetnya mal,” sambung Wawan.
Baca Juga: Pandemi, Ciptadana AM bubarkan DIRE Ciptadana Properti Perhotelan Padjajaran
Pada tahun ini Wawan memproyeksikan dana kelolaan serta imbal hasil DIRE berpotensi menurun. Begitupun dengan peluncuran produk baru yang kemungkinan belum tentu laris, karena investor akan berpikir dua kali.
“Yang membuat DIRE menarik kan cashflownya dari biaya sewa, okupansi, tapi dengan industri jasa yang menurun, mungkin tahun ini bukan waktu yang tepat. Setidaknya satu atau dua tahun lagi ketika ekonomi sudah mulai pulih dan berjalan normal, DIRE baru akan jadi pilihan yang menarik kembali,” pungkas Wawan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News