Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi masih akan bergerak volatil hingga akhir tahun. Penyelesaian krisis utang di Eropa yang masih kabur membuat arah angin di pasar finansial tidak mudah diprediksi. Kondisi ini memaksa investor lebih berhati-hati menata portofolio investasi pada paruh kedua tahun ini.
Direktur PT Infovesta Utama Parto Kawito, menyarankan, di tengah IHSG yang masih berfluktuasi, investor reksadana bisa lebih banyak melakukan trading. Dia optimistis pada akhir tahun IHSG bisa mencapai 4.360. Kemarin (19/7), IHSG ditutup menguat 0,36% menjadi 4.096,20.
Musim laporan kinerja keuangan emiten semester-II biasanya membawa angin segar bagi IHSG. Dengan target IHSG mencapai 4.360 di akhir tahun, potensi return IHSG semester dua bisa mencapai 7,5%-7,7%. "Dengan potensi return IHSG sebesar itu, kinerja reksadana saham pun diprediksi bisa mencapai 6% hingga 7%," katanya.
Secara historis, IHSG akan bullish pada Juli dan kembali bearish pada Agustus. Kajian itu dihitung dari kinerja IHSG selama 10 tahun terakhir. Pada Juli, return rata-rata IHSG positif hingga 3,82%, namun kembali jatuh pada Agustus dengan rata-rata mencapai minus 2,40%.
Oleh karena itu, Parto menyarankan investor reksadana melakukan aksi ambil untung alias profit taking di akhir Juli, kemudian mengalihkan dana ke reksadana pasar uang. "Investor bisa kembali menambah koleksi saham pada Agustus atau awal Oktober mendatang," katanya.
Sementara, Yohanis, Direktur PT Emco Asset Manajemen, menyarankan, bagi investor jangka panjang agar bersiap menambah saham di saat harga murah. Untuk meminimalisasi risiko, komposisi portofolio reksadana saham dan reksadana pendapatan tetap bisa diseimbangkan. "Saya sarankan komposisinya 50% di reksadana saham dan 50% di obligasi," ujarnya.
Dengan memperhatikan market timing, investor reksadana saham sejatinya bisa memperoleh return mencapai 10% pada semester ini. "Jika investor menambah saham ketika IHSG di bawah 4.000, potensi return bisa mencapai 15%," ujar Fadlul Imansyah, Vice President Head of Investment PT CIMB Principal Asset Management.
Fadlul bilang, kombinasi portofolio reksadana yang tepat seharusnya masih konservatif. Dengan proyeksi IHSG bisa mencapai level 4.500 hingga akhir tahun, investor disarankan bisa melakukan redemption agresif ketika IHSG kembali menyentuh level 4.300.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News