Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Setelah program amnesti pajak tahap pertama berakhir pada Jumat (30/9) akhir pekan lalu, penerimaan negara berhasil bertambah Rp 97 triliun. Faktor ini menjadi sentimen positif bagi pasar modal hingga akhir kuartal ketiga. Investor pun merealisasikan keuntungan yang menekan indeks pada Rabu (5/10).
Menurut Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo, berakhirnya periode pertama amnesti pajak tidak menyurutkan aksi beli pemodal asing. Satrio mengatakan, saham-saham sektor konstruksi bahkan mulai menampakkan tren naik.
"Komitmen pemerintah, dana itu adalah untuk pembangunan, sehingga sektor konstruksi memang patut dicermati," kata Satrio kepada KONTAN, Rabu (5/10).
Satrio menambahkan, sektor semen pun layak dicermati. "Pembangunan, kan, membutuhkan semen," ujar dia.
Senada dengan Satrio, analis Recapital Securities Liga Maradona mengatakan, sektor konstruksi dan semen menarik selepas realisasi amnesti pajak. Tapi, sektor perbankan juga penting diperhatikan. Pasalnya, alur dari hasil amnesti pajak ini bermula dari dana tebusan dan repatriasi yang akan dialokasikan oleh pemerintah ke bank.
Liga mengatakan, saham-saham perbankan pilihannya antara lain BBNI, BBRI, dan BBCA. "Nantinya perbankan akan menerima aliran dana amnesti pajak, sehingga alurnya adalah dari perbankan lalu ke sektor konstruksi. Dari konstruksi akan ke semen," kata Liga.
Untuk sektor semen, Liga lebih memilih emiten lama seperti INTP dan SMGR, mengingat pemain lama tidak akan terdampak negatif dari kebijakan pemerintah untuk menutup keran pasokan semen. "Pengereman pasokan ini saya lihat lebih berpengaruh pada pemain-pemain baru di sektor semen," kata Liga.
Liga menambahkan, sektor infrastruktur juga baik untuk dicermati, terutama saham JSMR dan PGAS. "Dana amnesti ini bisa turun ke mana-mana, bahkan ke sektor konsumer dan ritel juga karena lapangan kerja nanti lebih banyak. Tapi itu jangka panjang. Kira-kira setahun lagi baru bisa dilihat dampaknya," kata Liga.
Menunggu kinerja emiten
Meski ada prospek cerah untuk beberapa sektor usai periode pertama amnesti pajak, dalam jangka pendek IHSG akan terpengaruh rilis laporan kinerja emiten di kuartal ketiga.
Kepala Riset Bahana Securities Harry Su menilai, investor juga perlu melihat bagaimana hasil kinerja keuangan emiten. "Yang akan jelek menurut perkiraan saya adalah perbankan dan batubara. Sementara yang bagus adalah poultry dan CPO. Hal ini karena harga yang meningkat dibanding tahun sebelumnya," ujar Harry.
Adapun menurut Satrio, walaupun sektor konstruksi mulai menampakkan tren naik, masih ada sentimen negatif, yaitu pembahasan mengenai privatisasi BUMN yang masih alot. "Harus tetap hati-hati karena tidak jelas kekacauan ini mau sampai di mana," kata Satrio.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News