kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.587.000   -7.000   -0,44%
  • USD/IDR 16.370   -5,00   -0,03%
  • IDX 7.155   47,14   0,66%
  • KOMPAS100 1.057   5,10   0,48%
  • LQ45 832   4,41   0,53%
  • ISSI 214   1,71   0,81%
  • IDX30 429   2,76   0,65%
  • IDXHIDIV20 512   2,62   0,51%
  • IDX80 121   0,63   0,53%
  • IDXV30 124   0,17   0,14%
  • IDXQ30 141   0,95   0,68%

Inilah sejumlah aset properti andalan COWL


Rabu, 11 Februari 2015 / 14:30 WIB
Inilah sejumlah aset properti andalan COWL
ILUSTRASI. Pada kuartal ketiga tahun 2020, PT Acset Indonusa Tbk (ACSET) tunjukkan perbaikan berkelanjutan dalam sejumlah indikator keuangan Perseroan.


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Rencana PT Cowell Development Tbk untuk menggenjot penjualan propertinya mulai membuahkan hasil. Emiten properti dengan kode saham COWL di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini mulai bisa merasakan duit segar dari penjualan ketiga proyeknya tersebut. 

Tiga portofolio properti COWL adalah pertama, apartemen The Lexington. Sekretaris Perusahaan COWL Darwin Fernandes Manurung menjelaskan  proyek ini telah terjual hampir 100%, tepatnya telah mencapai 92% dari total unit yang dipasarkan.

"Sisa 8% tidak terlalu sulit, lah. Permintaannya memang terus ada dan yang membeli unit apartemen kami ini sudah kami alihkan ke tower kedua," jelas Darwin.

Perseroan telah maraup pendapatan sekitar Rp 500 miliar dari penjualan apartemen yang terletak di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan.

Proyek kedua adalah proyek apartemen The Oasis, Cikarang, Jawa Barat. Ada 600 unit kamar didalamnya. Sejak diluncurkan pada pertengahan tahun lalu, The Oasis sudah terjual hingga 80% sehingga perseroan mampu meraup pendapatan sekitar Rp 180 miliar dari penjualan The Oasis.

Namun, tidak berhenti sampai disitu. Sebab, masih ada tiga tower apartemen lagi yang masih dibangun. Jika semua tower yang terdapat di The Oasis terjual maka COWL mampu meraup penjualan sekitar Rp 800 miliar. "Sekitar 18 bulan lagi pembangunannya selesai," imbuh Darwin.

Selain dua proyek apartemennya itu, COWL juga masih memiliki ruang untuk menambah pundi-pundi pendapatannya dari proyek properti landed house Borneo Paradiso di Balikpapan, Kalimantan Timur.

Borneo Paradiso memiliki luas 120 hektare (ha) yang bisa dibangun sekitar 3.000 unit rumah didalamnya. Sejauh ini, perseroan telah menjual 800 unit hingga 900 unit rumah dengan rata-rata harga jual Rp 800 juta hingga Rp 1 miliar per unitnya.

Banyaknya unit rumah tersebut bisa menjadi sumber pendapatan COWL jangka panjang. Sebab, 3.000 unit rumah itu diperkirakan baru akan habis dalam kurun waktu tiga hingga lima tahun mendatang. 

Tapi, Darwin bilang, pihaknya tidak akan berhenti sampai pada kapasitas lahan tersebut saat ini lantaran masih ada lahan disekitar Paradiso yang bisa diakuisisi hingga 300 ha lagi. Manajemen bakal mengakuisisi lahan tersebut secara parsial, sekitar 20 ha setiap tahunnya.

Sayang, dia enggan merinci anggaran belanja modal yang diperuntukan untuk akuisisi lahan tersebut tahun ini, begitu juga dengan target kinerja tahun ini. "Nanti saja saat pertemuan di RUPS kami," pungkas Darwin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×