Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Banyak saham mencatat kenaikan harga yang tinggi sepanjang bulan Oktober 2021. Menurut analis, sejumlah saham itu masih akan naik harga pada bulan November ini sehingga layak dibeli.
Seperti diketahui, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak naik pada bulan Oktober 2021. Pada perdagangan 29 Oktober 2021, IHSG ditutup di level 6.591,35. IHSG melesat sejak ditutup di level 6.286,94 pada 30 September 2021.
Bersaman dengan kenaikan IHSG, harga sejumlah saham pun meningkat signifikan. Berdasarkan data Bloomberg, emiten sektor pariwisata dan properti menjadi yang terbanyak mencatat kenaikan harga saham.
Sementara, kenaikan tertinggi dicatatkan oleh PT Pratama Abadi Nusa Industri Tbk (PANI). Harga saham PANI, emiten produsen wadah dari logam berupa kaleng kemas itu naik 408,17% sepanjang Oktober 2021.
Head of Investment Research Infovesta, Wawan Hendrayana menuturkan bahwa kenaikan harga saham PANI didorong dari pengambilalihan yang dilakukan Agung Sedayu Group. Di sisi lain, sejak awal tahun harga saham PANI juga terus meningkat hingga 1.240,52%.
"Kenaikan saham dengan ekspektasi PANI akan digunakan sebagai vehicle Agung Sedayu di pasar modal," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (1/11).
Baca Juga: Prediksi IHSG Selasa (2/11) bangkit, ini rekomendasi saham menurut analisa teknikal
Sementara itu, secara mayoritas sektor properti dan pariwisata menjadi top gainers selama Oktober. Harga saham PT Hotel Fitra International Tbk (FITT) naik 121,92%.
Lalu harga saham PT Pudjiadi & Sons Tbk (PNSE) naik 119,10%. Harga saham PT Panorama Sentrawisata Tbk (PANR) naik 102,21%. Harga saham PT Maha Properti Indonesia Tbk (MPRO) naik 71,43%.
Dia menilai untuk properti karena masih dalam program insentif pemerintah. Sehingga ekspektasinya setelah pandemi dapat dibatasi dan setelah ekonomi pulih pada tahun depan, penjualan properti akan meningkat.
Kemudian, untuk pariwisata masih dengan katalis moda transportasi mulai dibuka kembali. "Berkaca pada negara lain yang terkena pembatasan dan kemudian dilonggarkan masyarakat umumnya akan berbondong-bondong berwisata," sebutnya.
Baca Juga: PPKM darurat bikin kinerja reksadana kurang optimal sepanjang tahun ini