kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Inilah indeks saham dengan kinerja lebih dari IHSG


Rabu, 04 Oktober 2017 / 22:55 WIB
Inilah indeks saham dengan kinerja lebih dari IHSG


Reporter: Dimas Andi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski keliatan tipis, sebagian besar indeks pasar saham mencatat kinerja yang positif selama kuartal ketiga lalu. Mengutip Bloomberg, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,22% pada periode Juli-September.

Hanya indeks SRI KEHATI yang mencatat kenaikan lebih tinggi ketimbang IHSG, yakni 1,65% pada periode yang sama. Indeks Bisnis 27 menguat 1,12%, LQ45 yang naik 0,19%, dan Kompas 100 dengan penguatan 0,16%.

Sementara indeks pasar saham yang mencatat kinerja negatif pada kuartal ketiga di antaranya JII -2,18%, ISSI -0,53%, dan IDX 30 -0,05%. Meski begitu, ketiga indeks tersebut masih membukukan keuntungan yang positif secara year to date. JII mencatat imbal hasil ytd sebesar 7,64%, ISSI sebesar 8,35%, dan IDX 30 sebesar 13,51%.

Analis Binaartha Parama Sekuritas, Muhammad Nafan Aji mengtakan, kinerja sebagian besar indeks menguat karena adanya peran pemerintah dalam meningkatkan stabilitas makroekonomi nasional yang inklusif dan berkesinambungan. Hal itu memberikan katalis positif terhadap membaiknya kinerja emiten-emiten. "Tiap emiten berhasil meningkatkan kinerja karena didorong oleh penerapan prinsip good corporate governance secara konsisten," katanya.

Nafan menambahkan, hingga kuartal tiga berakhir, sektor-sektor industri dasar, konsumer, finansial, infrastruktur, manufaktur, dan perdagangan memiliki kinerja paling baik dan masih potensial untuk beberapa waktu ke depan.

Di sisi lain, permasalahan tingkat daya beli masyarakat menjadi sentimen negatif terhadap pasar saham sehingga perlu diperhatikan oleh para stakeholders yang berkepentingan. Selain itu, kata Nafan, mitigasi risiko perlu diterapkan secara berkesinambungan. "Ini karena fluktuasi kurs dolar Amerika Serikat (AS) maupun harga komoditas dunia sangat mempengaruhi kinerja emiten," ujarnya.

Nafan pun meyakini prospek pasar saham masih tetap positif hingga akhir tahun. Ia berkaca pada IHSG yang diproyeksikan mampu menembus level 6.000.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×