kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini yang membuat IHSG terkoreksi 0,08% pada perdagangan Kamis (17/12)


Kamis, 17 Desember 2020 / 17:03 WIB
Ini yang membuat IHSG terkoreksi 0,08% pada perdagangan Kamis (17/12)
ILUSTRASI. IHSG sempat menyentuh level 6.160,98, yang merupakan level tertinggi IHSG intraday sejak akhir Januari 2020.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah kemarin menguat signifikan hingga 1,80%, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) harus terkoreksi tipis 0,08% ke level 6.113,382 pada penutupan perdagangan Kamis (17/12). Padahal, IHSG sempat menyentuh level 6.160,98, yang merupakan level tertinggi IHSG intraday sejak akhir Januari 2020.

Meski terkapar di zona merah, hari ini IHSG banyak kedatangan dana dari investor asing. Tercatat, jumlah pembelian yang dilakukan investor asing atau net foreign buy di semua pasar tembus Rp 333,80 miliar pada hari ini.

Analis Phillip Sekuritas Indonesia Michael Filbery menilai, koreksi yang menimpa IHSG pada hari ini disebabkan adanya revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tahun ini oleh Bank Dunia (World Bank), dari yang sebelumnya -1,6% menjadi -2,2%. Proyeksi ini lebih buruk dari proyeksi sebelumnya akibat masih diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) seiring terus meningkatnya jumlah kasus Covid-19 di tanah air.

Namun, pertumbuhan ekonomi Indonesia diharapkan kembali meningkat pada tahun 2021, dengan estimasi perekonomian tumbuh sebesar 4,4% jika pembatasan mobilitas secara perlahan dilonggarkan. “Perubahan angka proyeksi ini sangat sensitif terhadap dinamika pandemi baik di Indonesia maupun di luar negeri,” terang Michael kepada Kontan.co.id, Kamis (17/12).

Baca Juga: IHSG turun saat BI rate tetap, dana asing masih mengalir ke pasar saham

Bersamaan, dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG), Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menahan tingkat suku bunga 7-Day Reverse Repo Rate (BI 7DRRR)  di level 3,75%. Michael menilai, keputusan BI yang menahan tingkat BI7DRRR di level 3,75% konsisten dengan prakiraan inflasi yang tetap rendah hingga stabilitas eksternal yang masih terjaga.

Menurut dia, level suku bunga acuan ini masih relatif sesuai untuk mendorong pemulihan ekonomi di masa pandemi Covid-19. “Sejauh ini Bank Indonesia mempertahankan kebijakan moneter yang akomodatif,” tutup dia.

Baca Juga: Perkasa, rupiah ditutup menguat 0,12% ke Rp 14.108 per dolar AS pada Kamis (17/12)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×