Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP) percaya diri menatap tahun 2022. Emiten dengan nama beken Spindo ini menargetkan pertumbuhan penjualan 30% pada tahun ini
Corporate Secretary & Investor Relations ISSP Johannes W. Edward memperkirakan ISSP pendapatan ISSP bisa menembus angka Rp 5 triliun pada 2021. Sebagai perbandingan, tahun 2020 emiten baja ini membukukan pendapatan Rp 3,77 triliun.
Untuk mencapai target ini, ISSP telah menyiapkan sejumlah strategi, salah satunya yakni dengan menggenjot pasar ekspor. Johannes mengatakan, ISSP menargetkan porsi ekspor sebesar 10%-15% dari total penjualan. Target utama ekspor masih ke Amerika Serikat dan Kanada. “Negara tujuan lain mungkin Australia dan Negara di Eropa,” terang Johannes kepada Kontan.co.id, Kamis (30/12).
Spindo juga terus berupaya mengembangkan pasar di wilayah-wilayah potensial. Adapun saat ini, Pulau Jawa masih menjadi pasar terbesar. Namun, di tengah tren harga komoditas yang melambung ditambah maraknya investasi di bidang pertambangan dan hilirisasi, wilayah Sulawesi dan Kalimantan mengalami perkembangan yang cukup pesat. Bersama dengan Indonesia bagian timur, ISSP melihat wilayah tersebut menjadi semakin prospektif.
Baca Juga: ISSP Membidik Penjualan Tumbuh 30% di Tahun 2022
ISSP juga meneruskan strategi efisiensi, termasuk dengan memakai teknologi-teknologi terbaru. Bersamaan, ISSP akan mengembangkan depo atau gudang di sejumlah wilayah. Dus, pengiriman produk kepada konsumen ditargetkan bisa lebih cepat dan efisien.
Spindo juga bakal mengoptimalkan sumber daya manusia (SDM) di bidang penjualan dan pemasaran sebagai representatif di sejumlah daerah. Hal ini dinilai penting untuk mengembangkan pasar serta menjangkau lebih banyak konsumen dalam waktu yang lebih singkat. Strategi ini juga untuk mengantisipasi adanya pembatasan mobilitas saat kasus Covid-19 melonjak, yang mana ada hambatan untuk aktivitas keluar-masuk suatu wilayah.
Terakhir, ISSP akan terus melakukan edukasi pasar mengenai standar kualitas pipa baja. Pasalnya, saat ini banyak produk pipa baja yang kualitasnya dipertanyakan di pasaran. Manajemen menilai, sejauh ini edukasi mengenai standar kualitas cukup berhasil mendongkrak penjualan.
Tahun ini, Johannes menyebut besaran belanja modal atau capital expenditure (capex) yang digelontorkan ISSP masih agak konservatif, yakni di kisaran Rp 50 miliar sampai Rp 70 miliar. “Kebanyakan untuk maintenance capex,” kata dia.
Baca Juga: Ini faktor pendorong melesatnya laba bersih dan pendapatan Spindo (ISSP)
Kinerja positif ISSP sebenarnya sudah terlihat per kuartal ketiga 2021. ISSP mencetak laba bersih senilai Rp 445,54 miliar. Jumlah ini meroket 801,21% dari laba bersih pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 49,43 miliar.
Naiknya laba bersih ISSP seiring dengan naiknya pendapatan. Emiten produsen baja ini membukukan pendapatan senilai Rp 3,81 triliun, naik 40,42% dari pendapatan kuartal ketiga 2020 sebesar Rp 2,71 triliun. Margin laba kotor ISSP pada sembilan bulan pertama 2021 mencapai 21,4%, naik dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu sebesar 13,9%.
Sepanjang Januari-September 2021, ISSP mencatatkan volume penjualan 229.315 ton. Angka ini naik 1,6% secara year-on-year (yoy). Johannes mengatakan, penjualan di Juli 2021 sempat tersendat akibat merebaknya Covid-19 varian delta. Namun ISSP berhasil mengebut penjualan di Agustus dan September.
Adapun volume penjualan ISSP untuk periode kuartal ketiga 2021 sebanyak 88.093 ton, meningkat 54,64% secara kuartalan.
Baca Juga: Laba bersih Spindo (ISSP) meroket 801,21% hingga kuartal III
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News