kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini strategi Saraswanti Anugerah Makmur (SAMF) menggenjot penjualan di tengah pandemi


Jumat, 03 Juli 2020 / 18:34 WIB
Ini strategi Saraswanti Anugerah Makmur (SAMF) menggenjot penjualan di tengah pandemi
ILUSTRASI. Saraswanti Anugerah Makmur (SAMF) menargetkan pertumbuhan pendapatan 8% pada tahun ini.


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski pandemi Covid-19 mengganggu perputaran bisnis di nyaris semua sektor bisnis, PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk (SAMF) tetap memproyeksi adanya pertumbuhan kinerja. Emiten yang bergerak di bidang usaha produksi dan distribusi pupuk NPK nonsubsidi ini menargetkan, pendapatan perusahaan pada 2020 bisa tumbuh sekitar 8%.

Sebagai gambaran, pada 2019, perusahaan ini membukukan pendapatan Rp 1,28 triliun. Jumlah ini naik 6,4% dibandingkan dengan realisasi penjualan tahun 2018 yang sebesar Rp 1,2 triliun.

Tapi, berdasarkan laporan keuangan tiga bulan pertama tahun ini, penjualan SAMF merosot 26,39% secara year on year, dari Rp 353,53 miliar menjadi Rp 260,22 miliar. PT Perkebunan Nusantara III dan PT Perkebunan Nusantara IV tidak mencatatkan pembelian sama sekali pada kuartal I-2020. Padahal, pada kuartal I-2019, penjualan ke dua  perusahaan tersebut mencapai Rp 94,93 miliar dan Rp 38 miliar.

Baca Juga: Saraswanti Anugerah Makmur (SAMF) akan tebar dividen Rp 52,78 miliar, simak jadwalnya

Direktur Saraswanti Anugerah Makmur Dadang Suryanto menuturkan, pandemi Covid-19 memang sempat membatasi perputaran bisnis perusahaannya. "Terjadi hambatan distribusi pupuk ke kebun karena transportasi sangat terbatas. Di samping itu, PSBB juga membuat para pekebun tidak bisa memupuk," ungkap dia saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (3/7).

Meskipun begitu, menurut Dadang, penjualan pada kuartal II-2020 sudah lebih baik dibanding triwulan pertama. Untuk mencapai target pertumbuhan pendapatan 2020 di tengah pandemi Covid-19 ini, Saraswanti Anugerah Makmur juga sudah merancang beberapa strategi bisnis.

Pertama, SAMF akan lebih fokus pada para pelanggan yang memiliki rekam jejak yang baik. Dadang mengatakan, saat ini pihaknya memiliki 500 pelanggan yang tersebar di seluruh Indonesia.

Mayoritas pelanggannya adalah perkebunan sawit yang berada di Pulau Sumatra dan Pulau Kalimantan. Akan tetapi, SAMF juga memiliki pelanggan yang menanam komoditas lain, seperti tebu, kopi, dan karet.

Strategi yang kedua adalah dengan mencari alternatif bahan baku dari kawasan atau negara yang tidak terlalu terdampak Covid-19.  "Contohnya adalah Laos dan Kanada," ujar dia. Dengan begitu, SAMF dapat tetap memenuhi permintaan yang masih bergulir di tengah pandemi.

Baca Juga: Simak rencana bisnis Saraswanti Anugerah Makmur (SAMF) di tahun ini

Sebagai informasi, perusahaan yang didirikan di Sidoarjo pada tahun 1998 ini dirancang untuk menghasilkan pupuk yang memiliki keunggulan dibanding produk pupuk yang lain. SAMF membangun jaringan dengan para ahli pertanian/perkebunan dari seluruh Indonesia untuk terus bisa menghasilkan pupuk yang bermutu tinggi dan disesuaikan dengan spesifikasi komoditas tanaman.

Produk pertama pupuk briket yang diproduksi adalah hasil kerja sama SAMF dengan Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI). Pupuk ini diberi merek dagang HALEI. Satu tahun kemudian, lahir produk baru dengan nama PUKALET yang ditujukan untuk tanaman karet. Ini adalah hasil kerja sama dengan Pusat Penelitian Karet (PPK) Indonesia.

Pada 2003, SAMF meluncurkan produk PALMO khusus tanaman kelapa sawit, hasil kerja sama dengan Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan. Selanjutnya, pada 2005, SAMF bekerja sama dengan Pusat Penelitian Kopi dan Kakao untuk melepas produk baru KOKA, pupuk yang diformulasi untuk kopi dan kakao.

Selain berfokus pada pelanggan dengan rekam jejak yang baik dan mencari alternatif bahan baku dari wilayah lain, SAMF juga mengupayakan pelanggan membayar sesuai jadwal. "Kami akan lebih intensif lagi dalam melakukan penagihan kepada para pelanggan," ucap Dadang.

Baca Juga: Waspada Memilih Saham yang Baru IPO, Begini Kinerjanya Sejak Pencatatan Hari Pertama

Harga saham SAMF naik 221,66% sejak IPO

Sejak melaksanakan initial public offering (IPO) pada 31 Maret 2020 dengan harga Rp 120 per saham, SAMF mencatatkan kenaikan harga ratusan persen. Per Jumat (3/7), SAMF melesat 221,66% ke posisi Rp 386 per saham.

Lewat IPO, Saraswanti Anugerah Makmur melepas 775 juta lembar saham baru atau setara dengan 15,12% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Dengan begitu, perusahaan ini meraup dana segar Rp 93 miliar.

Sebesar 49,78% dana tersebut digunakan untuk kebutuhan belanja modal entitas anak berupa peningkatan kapasitas produksi yang meliputi pembelian mesin-mesin produksi, mesin penunjang termasuk instalasi dan pembangunan, serta perbaikan dan/atau pemeliharaan fasilitas-fasilitas penunjang dari pihak ketiga. Sementara sisanya, yakni 50,22%  akan digunakan untuk modal kerja SAMF dan entitas anak usaha.

Adapun pabrik yang ditambah kapasitasnya adalah pabrik di Sampit, Kalimantan Tengah dan di Medan, Sumatra Utara. Pasalnya, utilisasi pabrik tersebut sudah mencapai kapasitas maksimal.

Saat ini, SAMF memiliki lima buah pabrik yang tersebar di Jawa Timur, Sumatra Utara, dan Kalimantan Tengah dengan total kapasitas eksisting konsolidasian 440.000 ton. Dengan adanya penambahan kapasitas di dua pabrik tersebut, kapasitas total SAMF diperkirakan naik menjadi 600.000 ton.

Baca Juga: Raih Dana Rp 93 Miliar dari IPO, Ini Rencana Saraswanti Anugerah (SAMF)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×