kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini strategi Saranacentral Bajatama (BAJA) pertahankan kinerja positif di 2021


Selasa, 09 November 2021 / 07:50 WIB
Ini strategi Saranacentral Bajatama (BAJA) pertahankan kinerja positif di 2021


Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Saranacentral Bajatama Tbk (BAJA) optimistis dapat mempertahankan tren kinerja positif sampai akhir tahun 2021 nanti. Momentum perbaikan pasar baja secara global dimanfaatkan oleh emiten tersebut.

Sebagai informasi, pendapatan usaha BAJA tumbuh 28,79% secara tahunan (yoy) dari Rp 916,14 miliar per kuartal III-2020 menjadi Rp 1,17 triliun per kuartal III-2021.

BAJA juga sukses meraup laba bersih sebesar Rp 122,10 miliar di akhir September 2021 lalu. Padahal di periode yang sama tahun sebelumnya, perusahaan ini mengalami rugi bersih Rp 738,46 juta.

Direktur Utama BAJA Handaja Susanto menyampaikan, saat ini sedang terjadi beberapa perubahan kondisi mendasar di China sebagai produsen utama baja yang notabene berkontribusi sebanyak 60% terhadap kapasitas produksi di dunia.

Salah satunya adalah perubahan kebijakan diskon pajak untuk ekspor baja ke China. Kemudian, terjadi penurunan kapasitas produksi industri yang berkaitan dengan kebijakan emisi karbon dan negosiasi harga bahan baku.

Baca Juga: Saranacentral Bajatama (BAJA) raup laba bersih Rp 122,10 miliar di kuartal III 2021

Perubahan lainnya adalah terjadinya krisis energi di tengah lonjakan drastis harga komoditas seperti batubara di pasar global. Tak ketinggalan, kasus gagal bayarnya perusahaan properti di China juga mempengaruhi kondisi pasar baja di negara tersebut maupun secara global.

Faktor-faktor seperti itu membuat Manajemen BAJA mempertimbangkan untuk mengelola bisnis secara lebih bijaksana sepanjang kuartal IV-2021 hingga awal tahun 2022. Hal ini dengan asumsi bahwa di kuartal pertama tahun depan dampak perubahan yang terjadi di pasar baja global sudah lebih jelas terlihat.

Handaja menyebut, secara garis besar, pihaknya akan lebih fokus pada peningkatan kualitas neraca keuangan (balance sheet). Selain itu, BAJA juga akan lebih selektif dalam melihat berbagai peluang bisnis, termasuk efisien dalam menjalankan setiap kegiatan usahanya.

“Dengan mengedepankan prinsip prudent, kami yakin dapat meraih kinerja positif hingga akhir tahun ini,” ujar dia, Senin (8/11).

Lebih lanjut, BAJA masih mengandalkan produk saranalum atau baja lapis aluminium sebagai penopang kinerja. Per kuartal III-2021, penjualan saranalum BAJA sebelum dikurangi retur dan diskon tercatat sebesar Rp 1,06 triliun.

 

Handaja menilai, peminat produk saranalum cukup stabil sepanjang tahun ini, di mana permintaannya diperkirakan mencapai 15% menjadi 80.000 ton. BAJA pun berupaya memberikan produk saranalum terbaik kepada para pelanggannya. Hal ini sejalan dengan fokus strategi BAJA yang mengutamakan peningkatan utilisasi, efisiensi, dan kualitas.

Untuk saat ini, BAJA lebih mengutamakan penjualan pada produk saranalum. Namun, perusahaan ini tetap memperhitungkan peluang penetrasi bisnis yang lebih intensif pada produk lain, seperti SaranaColour atau baja lapis aluminium dengan berbagai pilihan warna.

Tak ketinggalan, Manajemen BAJA juga berupaya memperkuat penetrasi distribusi produk yang lebih luas di pasar domestik.

Hal ini sudah terlihat per kuartal III-2021 lalu yang mana BAJA membukukan penjualan produk ke Papua dan Maluku masing-masing sebesar Rp 383,34 juta dan 218,40 juta. Padahal, per kuartal III-2020, BAJA tidak mencatatkan penjualan di dua wilayah tersebut.

Adapun secara umum, mayoritas penjualan BAJA per kuartal III-2021 didominasi oleh wilayah Jawa sebanyak Rp 968,75 miliar dan Sulawesi Rp 106,03 miliar.

“BAJA berkomitmen untuk menyediakan produk terbaik bagi pelanggan di seluruh Indonesia. Pertumbuhan perusahaan haruslah didukung dengan distribusi yang merata secara geografis,” pungkas Handaja.

Selanjutnya: UPDATE Corona Indonesia, 8 November: Tambah 244 kasus baru, tetap jaga prokes

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×