Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - Tinggal satu kuartal sebelum tutup tahun 2017, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) berupaya memperbaiki kinerja. Hingga semester satu lalu, emiten yang kerap disebut Metland ini mencatatkan penurunan laba 14% menjadi Rp 111,9 miliar.
Pendapatan perusahaan properti ini juga merosot 8,4% menjadi Rp 487,5 miliar. Namun dengan kelonggaran Bank Indonesia (BI) akan batas kredit yang berimbas pada turunnya kredit kepemilikan rumah (KPR), Metland memiliki kesempatan untuk bangkit.
Olivia Surodjo, Direktur Eksekutif Metland menjelaskan, penurunan penjualan merupakan siklus biasa. Dia bilang, penjualan properti pada semester dua memang acap bakal meningkat. "Hampir 90% end user Metland menggunakan KPR dan begitu mendekati akhir tahun pada banyak bonus dan bank mengeluarkan promo akhir tahun," kata Olivia kepada KONTAN, Jumat (22/9).
MTLA menyiapkan pembangunan di area infrastruktur. Di antaranya adalah merampungkan pembangunan stasiun KRL Commuter Line di Cibitung yang memiliki nilai investasi Rp 40 miliar. Proyek ini direncanakan bakal selesai pada semester II 2018 mendatang.
Proyek lain yang sedang dipersiapkan MTLA adalah pengembangan Kaliana Apartment Cileungsi yang kemungkinan bakal selesai pada akhir tahun 2019. Proyek yang sedang dalam tahap konstruksi ini dicanangkan akan memiliki dua tower.
Proyek dengan nilai sebesar Rp 180 miliar untuk pembangunan tiap towernya ini diharapkan dapat menggaet masyarakat maupun pekerja di kawasan Cileungsi tersebut. "Apalagi itu daerah industri dan area pabrik, maka banyak pekerja yang dapat tinggal di apartemen yang letaknya persis depan Metropolitan Mall Cileungsi," jelas Olivia. MTLA mematok harga apartemen mulai dari Rp 300 juta.
Metland juga memiliki proyek pembangunan vila di Ubud, Bali. Olivia mengatakan, proyek ini memasuki tahap desain dan belum dapat memaparkan detail lebih lanjut. Bila usai, akan memasuki tahap perizinan dan kemungkinan bakal meluncur pada awal tahun depan. "Kami mau bereskan perizinan dulu," jelasnya.
Olivia bilang, tantangan bagi emiten properti adalah tahun politik pada 2018 dan 2019. Volatilitas pada situasi pemilihan umum terkadang membuat calon pembeli dan manajemen memilih untuk wait and see dan melihat perkembangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News