kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.144   56,00   0,35%
  • IDX 7.081   97,33   1,39%
  • KOMPAS100 1.057   16,61   1,60%
  • LQ45 831   13,59   1,66%
  • ISSI 214   2,10   0,99%
  • IDX30 423   7,32   1,76%
  • IDXHIDIV20 510   8,15   1,62%
  • IDX80 120   1,80   1,52%
  • IDXV30 125   0,63   0,51%
  • IDXQ30 141   2,15   1,55%

Ini strategi investor saat bunga naik dan emiten haus dana


Minggu, 03 Juni 2018 / 22:29 WIB
Ini strategi investor saat bunga naik dan emiten haus dana
ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investor diminta untuk tidak khawatir terhadap risiko emiten yang banyak mencari sumber pendanaan tahun ini lewat utang atau obligasi. Meskipun, Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan sebanyak dua kali menjadi 50 basis poin ke level 4,75% dan berpotensi meningkatkan beban bunga pinjaman emiten.

"Utang itu sebetulnya bagus untuk ekspansi bisnis, jadi enggak terlalu dikhawatirkan, karena profit operating yang dihasilkan akan lebih besar," ujar Analis Semesta Indovest Aditya Perdana Putra kepada Kontan.co.id, Jumat (1/6).

Selain itu, kenaikan BI 7DRRR ke level 4,75% dinilai Aditya masih rendah, sehingga investor tidak perlu khawatir dengan prospek emiten. Bahkan, ke depan investor bisa fokus pada emiten yang gencar meningkatkan kinerja bisnisnya meskipun modalnya berasal dari penerbitan utang.

"Justru sinyal yang akan dirasakan ke depan dari sisi harga saham bisa lebih stabil. Tapi investor perlu khawatir jika emiten fokus ekspnsif cari utang untuk bayar utang, itu yang harus dikhawatirkan," jelasnya.

Salah satu emiten yang berencana untuk menerbitkan obligasi tahun ini adalah PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) sebesar US$ 750 juta. Upaya tersebut dilakukan dalam rangka memperkuat kinerja keuangan dan operasional perusahaan secara berkelanjutan.

Sebanyak 60% approval pembiayaan akan jatuh tempo. Rinciannya, sebanyak Rp 2 triliun jatuh tempo pada Juli 2018 dan US$ 500 juta pada 2020. "Kalau Garuda, saya rasa belum (untuk dilirik). Posisinya serba salah, Garuda masih kurang menarik pendapatannya juga masih tertekan," ujarnya.

Aditya menekankan, ada tiga hal yang perlu menjadi perhatian investor, pertama selama emiten masih lakukan ekspansi maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan investor. Kedua, investor perlu memastikan apakah emiten sudah menghitung secaara efisien atau belum ekspansi yang akan dijalani.

"Terakhir, emiten tidak melakukan penerbitan obligasi untuk membayar itu. Emiten begitu enggak menarik," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×