Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adhi Karya Tbk (ADHI) telah menyiapkan sejumlah strategi bisnis untuk memperkuat kondisi keuangan perusahaan. Emiten konstruksi plat merah ini pun sedang memperkuat kapabilitas internal serta menyiapkan strategi finansial yang akan berlanjut di tahun depan.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko ADHI, A.A.G. Agung Dharmawan mengungkapkan, hingga periode September 2021, ADHI meraih kontrak baru senilai Rp 11,3 triliun. Angka itu melonjak 82,3% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 6,2 triliun.
Selain kenaikan kontrak baru, kinerja keuangan Adhi Karya di sepanjang tahun 2021 cukup mentereng. Di mana, laba bersih ADHI naik 10,6% menjadi Rp 17 miliar per akhir September 2021.
Menurut Agung, aktivitas bisnis ADHI yang dominan berasal dari pembiayaan eksternal menimbulkan selisih yang dalam antara pertumbuhan kontrak baru dibandingkan laba bersih.
"Dari sisi perolehan kontrak baru naik 82,3% namun dari laba bersih kenaikan hanya 10%. Oleh karena itu, guidance yang kami lakukan adalah memperkuat kapabilitas internal, misalnya dari sisi pengurangan biaya atau efisiensi. Kami mengalami perbaikan HPP dan dari sisi Opex," jelas Agung dalam public expose yang digelar secara virtual, Rabu (17/11).
Baca Juga: Bidik kontrak baru naik 20%-25%, begini rencana usaha Adhi Karya (ADHI) di 2022
Sementara itu, Direktur QHSE dan Pengembangan Bisnis Adhi Karya Vera Kirana bilang, ADHI menjalankan sejumlah strategi finansial. Diantaranya dengan menggelar pencatatan umum saham perdana atawa initial public offering (IPO) anak usaha, yakni PT Adhi Commuter Properti (ADCP).
Rencana IPO anak usaha dilakukan bersamaan dengan strategi pengembangan bisnis. Diharapkan, IPO ADCP dapat memperkuat ekuitas Adhi Karya di masa depan.
Kemudian ADHI juga melakukan eksplorasi alternatif skema pendanaan, repackage financing structure anak usaha, strategi project financing, serta asset recycling. Selanjutnya ada Penyertaan Modal Negara (PMN) dan rights issue, efisiensi internal, serta percepatan pembayaran proyek besar.
Vera menyebut, penyelesaian proyek LRT pada tahun depan menjadi bagian dari strategi bisnis ADHI, lantaran bisa menstimulasi penjualan proyek properti Transit Oriented Development (TOD) yang dikembangkan ADCP. Selain itu, ADHI juga merencanakan penerbitan Obligasi Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) III tahap III.
"ADHI merencanakan penerbitan obligasi PUB III tahap III tahun 2022 sebagai salah satu opsi pendanaan apabila diperlukan. Pada 2022 harapannya ADHI akan mendapatkan PMN dari pemerintah yang akan diikuti oleh rights issue public," kata Vera.