kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini skenario transisi pemerintahan terhadap IHSG


Senin, 14 Juli 2014 / 10:15 WIB
Ini skenario transisi pemerintahan terhadap IHSG
ILUSTRASI. BMKG Mencatat Gempa Magnitudo 2,8 di Kota Jayapura


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Momen pemilu saat ini hanya tinggal menunggu pengumuman resmi KPU soal capres-cawapres nomor urut berapa yang memang benar-benar memperoleh hasil suara terbanyak. Pengumuman bakal dilakukan tanggal 22 Juli mendatang.

Namun, jika pengumuman resmi dirilis, bukan berarti sentimen tersebut bakal usai. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) justru akan dilanda oleh sentimen transisi sejumlah kebijakan dan kepentingan pemerintahan yang baru. Setidaknya hal ini disampaikan dalam hasil riset Henan Putihrai (HP) Research, Senin (14/7).

Dalam laporan tersebut ditekankan, coba kesampingkan soal kisruh hasil quick count kedua capres-cawapres. HP Resesrch menilai, terlepas dari dua capres-cawapres yang saling klaim suara, keduanya masih memiliki kemungkinan 50% untuk menang.

Hal itu artinya akan sangat berpengaruh bagi pergerakan indeks dan akan memberikan dampak volatilitas yang masih tinggi terhadap pergerakan saham dan IHSG. Namun dengan indikasi tersebut bukan berarti investor tidak dapat menyusun dan mengimplementasikan strategi investasi.

Ada tanggal-tanggal tertentu yang justru dapat dimanfaatkan oleh para investor.

"Kami menilai bahwa dalam rentang antara tanggal 10 - 17 Juli 2014, IHSG berpotensi bergerak di kisaran 4.800 - 5.200 atau dalam rentang yang lebar. Hal ini dilandasi oleh risiko yang ditimbulkan apabila dilakukan amandemen UU no.27 Tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD (MD3) Pasal 82 ," jelas laporan tersebut.

Nah, soal perubahan atau amandemen MD3 itulah yang tengah menjadi perbincangan hangat, dan menurut HP Research merupakan bagian dari transisi pasca pemilu yang tentunya akan sangat berpengaruh bagi pergerakan IHSG.

Sepintas, amandemen tersebut meruapakan upaya para elit politik untuk mengangkat semangat “musyawarah untuk mufakat” yang menjadi landasan politik demokrasi Pancasila. Namun jika dicermati lebih dalam kebijakan yang bersifat strategis pada MD3 ini justru akan menimbulkan pesan-pesan tertentu.

Pertama, PDI-P pada Pemilu Legislatif lalu yang sebesar 18,9% atau yang terbesar dari dua belas partai akan sia-sia dalam mencalonkan Ketua DPR.

Kedua, Pasangan capres-cawapres Prabowo-Hatta berkeyakinan memenangkan pilpres, dan supaya tidak terjadi perbedaan di badan Legislatif dengan Eksekutif, maka pasangan capres ini berhasil melobi partai yang berkuasa saat ini (Demokrat) untuk merubah MD3 agar sesuai dengan kondisi yang diharapkan pasangan nomor urut satu tersebut.

Ketiga, jika hasil Pilpres dimenangkan oleh pasangan Jokowi-JK, maka terdapat kepentingan sejumlah pihak yang tidak ingin berada dalam kondisi Legislatif dan Eksekutif yang berasal dari satu partai dominan, seperti yang terjadi di masa Orde Baru dan era pemerintahan Demokrat.

Apapun alternatif amandemennya, yang jelas kebijakan tersebut belum dapat diterima oleh seluruh rakyat Indonesia. Jadi, hal ini tentunya berpotensi menimbulkan kondisi yang tidak kondusif khususnya bagi investor yang sangat bergantung dari kepastian kondisi politik.

Subsidi BBM

Setelah MD3, kini lanjut soal kebijakan subsidi bahan bakar minyak (BBM) bagi presiden dan wapres terpilih nanti. Jokowi-JK telah menegaskan akan mencabut subsidi BBM, sementara Prabowo-Hatta berjanji tidak akan melakukan pengurangan.

Menurut perkiraan HP Research, pengurangan subsidi BBM akan meningkatkan neraca pembayaran menjadi -1,0% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Sementara, pertumbuhan ekonomi akan berada pada rentang 5,5% – 6%. Nilai tukar Rupiah juga diprediksi menguat ke Rp 10.000 dan bergerak pada kisaran normal Rp 10.000 – 11.000.

Meski demikian, dampak pengurangan subsidi BBM akan terasa pada tingkat inflasi yang akan tinggi di awal namun menurun secara bertahap sebelum bergerak pada pola normal yakni 5%–7%. Selain itu, terdapat resiko peningkatan suku bunga (BI rate) menjadi 8%–8,5% untuk sementara.

Di sisi lain, subsidi BBM yang tetap diproyeksi tidak akan menimbulkan banyak perubahan pada neraca perdagangan, yang diestimasi sekitar -2,0% dari PDB. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan dapat melambat pada kisaran 5,3%–5,7%.

Pada skenario ini pula, tingkat inflasi diperkirakan rendah di awal namun rapuh terhadap pergerakan harga komoditas di kisaran 4,5%. Sementara, rupiah bisa melemah ke Rp 13,500 sebelum stabil pada kisaran Rp 11.000 – 12.000.

Jadi, pergerakan IHSG yang juga merupakan salah satu indikator makro ekonomi Indonesia untuk menjadi lebih stabil masih sangat panjang. IHSG tengah dilanda sentimen saling klaim suara terbanyak. Setelah itu, indeks dipengaruhi oleh euforia hasil pengumuman KPU. Setelah ini selesai, IHSG bakal dipengaruhi oleh sentimen transisi pemerintahan yang baru, baik itu dari segi kondisi politik maupun implementasi kebijakan.

Tapi setidaknya, ada tanggal-tanggal tertentu yang masih bisa dimanfaatkan oleh para investor. “Kami percaya akan lebih bijaksana jika investor dapat melakukan penempatan investasi secara agresif di tanggal 18 Juli 2014, menjelang pengumuman resmi pada 22 Juli,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×