Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Kinerja emiten properti sepertinya harus tiarap. Naiknya tingkat suku bunga dan adanya kebijakan loan to value (LTV) membuat sektor ini harus kreatif agar tetap punya kinerja hijau tahun ini.
"Kami perlu menyiapkan beberapa strategi untuk dijadikan katalisator tekanan tersebut," ujar Ishak Chandra, Managing Director Corporate Strategy & Services PT Sinarmas Land, (10/3).
Pertama, Sinarmas Land akan fokus menggarap land bank yang masih dimiliki PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE). Di kawasan itu, Sinarmas Land bakal menggenjot unit bisnis komersial, salah satunya dengan peluncuran AEON Mall BSD City yang segera dilaksanakan tahun ini.
Mengingatkan saja, proyek pembangunan dikerjakan dengan menggandeng investor asal Jepang. AEON Mall dibangun di atas lahan seluas 10 hektar dan menyasar pangsa pasar kelas menengah ke atas.
"Kami sengaja memaksimalkan unit bisnis ini karena tahun ini lebih tepat untuk membangun economic base terlebih dahulu melalui pengembangan properti komersial. Economic base sudah tersusun rapi, maka unit yang lain bakal mengikuti, tak terkecuali unit bisnis residential," jelas Ishak.
Ada lini bisnis yang dimaksimalkan, maka ada unit bisnis yang ditekan. Nah, unit bisnis yang kinerjanya sengaja dibatasi adalah unit bisnis residential. Hanya dibatasi, bukan benar-benar dihentikan.
Misalnya, jika tahun-tahun sebelumnya harga satu unit rumah di kawasan BSD City Rp 2 miliar-Rp 3 miliar, maka tahun ini luas rumah yang dijual akan diperkecil sehingga bisa dijual dengan harga Rp 1 miliar. "Dengan begitu, harga lebih murah dan investor bisa tetap berinvestasi di kawasan BSDE," tandas Ishak.
Karena strategi ini pula yang menyebabkan target marketing sales BSDE tahun minus 20% dibanding realisasi tahun lalu. Tahun ini, target marketing sales BSDE sebesar 3,09 triliun, sementara realisasi marketing sales 2013 -nya sebesar Rp 3,87 triliun.
Ishak menambahkan, tahun ini memang merupakan siklus bagi pasar properti untuk berada di posisi terbawah. Kondisi tersebut masih ditekan dengan adanya pemilu dan kebijakan LTV yang diterapkan Bank Indonesia (BI). "Siklusnya memang tahun ini turun, dan tahun depan kembali meningkat," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News