Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah mengawali perdagangan pekan ini dengan kinerja yang kurang baik. Pada Senin (14/12), rupiah di pasar spot ditutup ke level Rp 14.095 per dolar Amerika Serikat (AS) atau melemah 0,11% dibandingkan penutupan sebelumnya.
Bernasib sama, rupiah di kurs tengah Bank Indonesia (BI) juga melemah. Mata uang Garuda ini tercatat terkoreksi 0,40% ke Rp 14.158 per dolar AS.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede menerangkan, pelemahan rupiah sejak pembukaan sesi hari ini dipengaruhi oleh penguatan dolar AS terhadap mata uang utama. Kendati demikian, Josua melihat pelemahan rupiah cenderung terbatas seiring potensi negosiasi perdagangan antara Inggris dan Uni Eropa yang mendorong optimisme Brexit.
Baca Juga: Mayoritas mata uang Asia menguat, rupiah malah melemah ke Rp 14.095 per dolar AS
Sementara itu, untuk perdagangan besok, Selasa (15/12), Josua menilai sentimen Brexit masih akan jadi salah satu yang dicermati oleh pelaku pasar. Selain itu, kelanjutan mengenai program vaksinasi dan kesepakatan paket stimulus fiskal AS juga akan menjadi sentimen penggerak perdagangan.
“Jika dari dalam negeri, pelaku pasar akan mencermati rilis data neraca dagang bulan November yang diperkirakan berkisar surplus US$ 3,1 miliar. Selain itu, BI juga diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan di level 3,75% pada RDG bulan ini yang diselenggarakan tanggal 16-17 Desember,” terang Josua kepada Kontan.co.id, Senin (14/12).
Hitungan Josua, rupiah diproyeksikan akan bergerak pada kisaran Rp 14.075 - Rp 14.175 per dolar AS pada perdagangan besok.
Selanjutnya: IHSG diproyeksi lanjut menguat pada Selasa (15/12), ini sentimen pendorongnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News