kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.797   -2,00   -0,01%
  • IDX 7.460   -19,91   -0,27%
  • KOMPAS100 1.153   -1,43   -0,12%
  • LQ45 914   0,41   0,05%
  • ISSI 225   -1,12   -0,49%
  • IDX30 472   0,95   0,20%
  • IDXHIDIV20 569   1,36   0,24%
  • IDX80 132   0,02   0,01%
  • IDXV30 140   0,92   0,66%
  • IDXQ30 157   0,24   0,16%

Ini sentimen yang membuat kepemilikan asing di SBN kembali meningkat


Kamis, 13 Februari 2020 / 16:44 WIB
Ini sentimen yang membuat kepemilikan asing di SBN kembali meningkat
ILUSTRASI. Kepemilikan asing di SBN mencapai Rp 1.065 triliun pada Kamis (13/2)


Reporter: Muhammad Kusuma | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar obligasi Indonesia mulai bergairah. Setelah lelang Surat Utang Negara (SUN) dan Surat Berharga Syariah Negara (SBNS) mencetak rekor penawaran, aliran dana asing pun terlihat kembali mengalir deras. 

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, Rabu (12/2), kepemilikan asing di SBN mencapai Rp 1.065,74 triliun.

Jumlah tersebut naik Rp 3,95 triliun dalam sepekan terakhir. Mengingat pada Rabu (5/2) lalu, kepemilikan asing di SBN masih ada di level Rp 1.061,79 triliun

Selain karena yield SUN yang masih menarik, Ekonom PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Fikri C Permana juga menyebut level Credit Default Swap (CDS) Indonesia yang rendah turut mendorong minat investor terhadap obligasi pemerintah. 

Baca Juga: Imbal hasil menarik, kepemilikan asing di SBN capai Rp 1.065,74 triliun

CDS Indonesia untuk tenor 10 tahun menyentuh level terendah di 118,430 pada penutupan Rabu (12/2). Sementara CDS untuk tenor 5 tahun berada 61,173 pada Kamis (13/2). CDS Indonesia merupakan indeks persepsi risiko investasi Indonesia 

Artinya, dengan level CDS yang terus turun menunjukkan bahwa investor menganggap risiko berinvestasi di Tanah Air berkurang. “Faktor risiko tergambar dari CDS baik 5 maupun 10 tahun cenderung menurun,” terangnya.

Di sisi lain, kinerja rupiah yang stabil di bawah Rp 14.000 juga mendorong minat investor masuk ke pasar obligasi. “Stabilitas nilai tukar rupiah yang sangat baik juga menjadi faktor pendorong minat investor asing terhadap pasar obligasi Indonesia,” pungkas Fikri

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×