kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini saran analis bagi emiten yang mau buyback


Kamis, 29 Agustus 2013 / 13:21 WIB
Ini saran analis bagi emiten yang mau buyback
ILUSTRASI. Armada kapal PT Logindo Samudramakmur Tbk (LEAD).


Reporter: Oginawa R Prayogo | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sudah memberi lampu hijau kepada para emiten untuk melakukan pembelian kembali (buyback) saham tanpa melalui rapat umum pemegang saham (RUPS) terlebih dahulu. Buyback boleh dilakukan untuk harga saham yang sudah dianggap under value.

Kemudahan buyback pun langsung direspon positif oleh para emiten. Nurhaida, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK bilang dirinya sudah menerima secara lisan bahwa ada 3 emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang siap melakukan buyback.

Hary Tanoesudibjo, Chief Executive Officer (CEO) MNC Grup juga bilang bahwa 3 perusahaan MNC yang melantai di bursa siap melakukan buyback. Ketiga perusahaan yang dimaksud adalah PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN), PT Global Mediacom Tbk (BMTR), dan PT MNC Investama Tbk (BHIT).

Buyback dapat dilakukan karena dianggap dapat memulihkan pasar modal yang sedang anjlok saat ini. Namun, di sisi lain, buyback pun bisa menganggu kinerja perusahaan jika krisis perekonomian berlangsung lama.

Terkait hal itu, para analis menyarankan agar buyback yang dilakukan emiten tidak akan mengganggu arus keuangan (cashflow) perseroan.

Reza Priyambada, Kepala Riset Trust Securities bilang, buyback sebaiknya dilakukan bertahap dari sekarang hingga enam bulan ke depan sambil mengamati  keadaan pasar. Enam bulan ke depan yang dimaksud adalah bulan Maret-April 2014.

Reza yakin keadaan pasar saham pada awal tahun selalu trennya positif. "Jika enam bulan pasar sudah pulih ya dananya bisa dapat dikembalikan (dijual kembali)," ujarnya.

Satrio Utomo, Kepala Riset Universal Broker Indonesia menambahkan buyback dapat dilakukan jika para perusahaan memiliki dananya. Karena dana untuk buyback saham tidak disiapkan anggarannya pada awal tahun.

"Buyback akan mengganggu cashflow perusahaan kalau krisis ekonomi berjalan panjang," ujar Satrio. Dia bilang, rentang waktu lama atau tidaknya krisis sangat bergantung pada banyak faktor, salah satunya krisis regional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×