Reporter: Kenia Intan | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak awal tahun Indeks IDX Value 30 (IDXV30) tercatat menurun paling dalam di antara indeks saham lainnya. Mengutip data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) IDXV30 sudah tertekan hingga 23,09%.
Asal tahu saja, IDXV30 adalah indeks yang mengukur kinerja harga dari 30 saham yang memiliki valuasi harga yang rendah dengan likuiditas transaksi serta kinerja keuangan yang baik.
Berdasar catatan Kontan.co.id, konstituen dalam IDXV30 yang mengalami tekanan paling dalam seperti PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) yang menurun hingga 48,16% year to date (ytd) menjadi Rp 845.
Baca Juga: Tertekan 23,09%, IDX Value 30 masih menarik jadi acuan
Setelahnya disusul PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) yang terkikis 46,05% ytd menjadi Rp 164. Ada juga PT Link Net Tbk (LINK) yang terkikis 43,94%ytd menjadi Rp 2.220,
Sementara itu, di tengah mayoritas konstituen indeks yang menurun, ada beberapa saham yang tercatat masih menguat sejak awal tahun. Penguatan paling tinggi dicatatkan oleh PT Buana Lintas Lautan Tbk (BULL) yang menguat 92,59% ytd menjadi Rp 312.
Setelahnya disusulĀ PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) menguat 11,69% ytd menjadi Rp 8.600. Untuk PT United Tractors Tbk (UNTR) tercatat juga menguat 7,32% ytd menjadi Rp 23.100.
Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony mengamati, saham-saham bervaluasi murah memang diminati, akan tetapi saham tersebut biasanya bergerak dengan siklus.
" Di mana ketika sedang dalam fase turun, maka kecenderungan saham itu turun akan lebih besar dibandingkan naiknya," kata Chris ketika dihubungi Kontan.co.id, Minggu (6/9). Lebih lanjut ia menjelaskan, saham-saham dalam indeks ini masih menarik jika dijadikan acuan dalam jangka panjang
Sementara untuk saham-saham yang masih menguat sejak awal tahun, Chris melihat ketiganya memiliki kinerja yang apik sepanjang tahun 2020 ini.
BULL misalnya yang mengalami peningkatan dari sisi laba bersih. Sementara, pendapatan INKP juga meningkat terdorong harpa pulp dan kerta yang meningkat.
Untuk UNTR, dengan harga batubara yang masih stabil dan harga emas meningkat , UNTR sedang berada pada fase murah. Asal tahu saja, dalam lima tahun terakhir UNTR berada pada rentang level Rp 15.000 hingga Rp 45.000.
Selain ketiga saham itu, Chris melihat saham-saham pada sektor komoditas seperti PT Adaro Energy Tbk (ADRO) dan PTBukit Asam Tbk (PTBA) juga menarik walau tercatat tertekan hingga dua digit.
Baca Juga: Indeks Kompas100 dan IDXV 30 terimbas sektor perbankan dan konsumer yang loyo
Asal tahu saja, sepanjang tahun 2020 ADRO menurun 22,51% ytd menjadi Rp 1.205, PTBA turun 21,05% menjadi Rp 2.100
" Komoditas terutama batubara saat ini berada pada area yang sudah cukup murah, di mana harga batubara terpantau sudah tidak terlalu mengalami koreksi," imbuhnya.
Di sisi lain, sisi ekonomi juga masih cenderung belum stabil sehingga komoditas biasanya masih cenderung baik terutama metal.
Ia pun menjagokan BULL dengan target harga Rp 400, ADRO dengan target harga Rp 1.400, UNTR dengan target harga Rp 27.000.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News