Reporter: Rezha Hadyan | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks KOMPAS100 berhasil mencetak 20 saham dengan kenaikan di atas 10% sepanjang tahun ini. Kenaikan tertinggi berhasil diraih oleh saham PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) yakni sebesar 270% .
Selain saham TKIM, 19 saham lain yang berhasil mencatatkan kenaikan lebih dari 10% di tahun ini, antara lain PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) sebesar 191%, PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) 129%, PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP) 116%, PT Buyung Putra Sembada Tbk (HOKI) 114%, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) 74%, PT JAPFA Tbk (JPFA) 58%, PT Mayora Indah Tbk (MYOR) 28%, PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) 27%, PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) 26%, PT Mas Murni Indonesia Tbk (MAMI) 26%, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), 23%, PT Kresna Graha Investama Tbk (KREN) 20%, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) 19%, PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) 19%, PT Totalindo Eka Persada Tbk (TOPS) 18%, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) 19%, PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) 17%, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) 15%, dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) 9%.
Sebagai informasi, KOMPAS100 merupakan indeks yang terdiri dari 100 saham dengan likuiditas yang tinggi, kapitalisasi pasar yang besar, serta memiliki fundamental dan kinerja yang baik.
Analis Semesta Indovest Sekuritas Aditya Perdana Putra menyebut sejumlah saham yang ada di indeks KOMPAS100 terutama saham emiten industri dasar merupakan saham yang menjadi pendorong atau memimpin pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang tahun 2018. “Secara fundamental saham-saham tersebut terlihat bagus, didukung oleh kebijakan sektoral pula,” katanya ketika dihubungi oleh Kontan.co.id Rabu (26/12).
Selain itu, saham emiten infrastruktur dan barang konsumsi juga berhasil mendorong pergerakan IHSG hingga akhir tahun ini. Saham emiten barang konsumsi di akhir tahun berhasil memberikan pengaruh signifikan pada pergerakan indeks.
Wajar saja, seperti sebelumnya konsumsi masyarakat di periode akhir tahun cenderung meningkat akibat libur akhir tahun yang juga bertepatan dengan Natal dan Tahun Baru 2019.
Sedangkan saham emiten infrastruktur masih didorong oleh pembangunan infrastruktur yang gencar dilakukan oleh pemerintah di berbagai wilayah untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi serta mengejar ketertinggalan.
Lalu untuk saham emiten perbankan, BBCA masih menjadi primadona bagi investor dan menjadi salah satu saham berpengaruh di IHSG. “Secara margin dan cost of fund paling menarik di kelompok Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) IV, non-performing loan (NPL) juga terlihat rendah, sangat layak dibeli oleh investor,” ujar Aditya.
Aditya tidak memberikan target khusus terhadap 20 saham dengan kenaikan tertinggi di indeks KOMPAS100. Namun, ia menjelaskan, di tahun 2019 pertumbuhan ekonomi dan nilai tukar rupiah masih berpengaruh besar terhadap saham-saham tersebut.
“Jika pertumbuhan ekonomi lebih baik dari tahun 2018, maka sektor industri dasar, barang konsumsi, infrastruktur dan perbankan menjadi sektor yang sangat menarik, terutama sektor barang konsumsi dan perbankan yang kinerjanya pada tahun 2018 sempat underperform, ada peluang outperform di tahun depan,” kata Aditya.
Ketika disinggung mengenai Pemilu yang akan digelar di tahun 2019, Aditya menilai gelaran lima tahunan itu tidak akan berpengaruh banyak. “Mungkin hingga kuartal I-2019, tapi seterusnya atau setelah semester II-2019 dan didukung oleh arah politik stabil maka akan bullish view untuk saham- saham sektor tersebut,” kata dia.
Ia menegaskan politik dalam negeri tidak berpengaruh pada pergerakan indeks secara keseluruhan. Karena berdasarkan pengalaman pemilu sebelumnya IHSG cenderung mengalami kenaikan.
Analis Panin Sekuritas William Hartanto juga mengatakan banyak sentimen positif dari sektor bisnis emiten-emiten yang sahamnya masuk ke 20 besar saham indeks KOMPAS100 yang memberikan keuntungan atau returns sangat besar. “Namun, ada beberapa yang kurang jelas mengapa bisa menguat signifikan seperti saham MAMI dan KREN,” kata William.
Ia memperkirakan 20 saham tersebut berpotensi kembali naik di tahun depan. Pasalnya, saham-saham tersebut secara fundamental dinilai cukup baik dan layak untuk dijadikan pilihan investasi dalam jangka menengah hingga jangka panjang. Secara khusus ia merekomendasikan investor untuk memilih saham yang laba per saham (Earning Per Share/EPS) tumbuh di kuartal I-2019.
Sedangkan untuk saham yang paling direkomendasikan oleh William diantara 20 saham di atas, antara lain ACES dengan target harga di Rp 1.750 per saham, CPIN Rp 7.200 per saham, JPFA Rp 2.800 per saham, MYOR Rp 3.000 per saham, BBCA Rp 28.000 per saham, dan HOKI Rp 1.000.
Namun, target harga ini adalah target harga untuk jangka menengah hinga kuartal II-2019. Untuk jangka panjang William tetap menyarankan investor untuk melihat kembali bagaimana sentime-sentimen yang berpeluang hadir sepanjang kuartal I-2019.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News