Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Kinerja PT Astra International Tbk (ASII) kuartal III 2015 mengalami perlambatan sebesar 17%. Seluruh segmen bisnis perseroan tertekan kecuali bisnis alat berat dan pertambangan. Namun, tahun depan perseroan berharap kinerja perseroan bisa lebih baik dengan kondisi ekonomi yang lebih stabil.
Prijono Sugiarto, Presiden Direktur ASII memperkirakan kinerja perseroan akan tumbuh dengan asumsi nilai tukar rupiah di level Rp 13.500, serta inflasi dan neraca transaksi berjalan strabil. "Mudah-mudahan makro ekonomi lebih baik sehingga kinerja ASII lebih positif," katanya di Jakarta, Senin (16/11).
Kendati demikian, Prijono melihat kinerja perseroan tidak akan bisa tumbuh signifikan tahun depan. Pasalnya, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) memperkirakan penjualan otomotif nasional masih akan melambat di 2016. Penjualan mobil diprediksi hanya sekitar 1 juta unit dan penjualan motor 7 juta unit, tidak jauh berbeda dengan tahun ini.
Menurutnya, tantangan yang akan dihadapi ASII tahun depan masih berat. Selain dari sektor otomotif, perseroan juga harus menghadapi prospek harga komoditas yang terus merosot. Tahun ini, dia melihat kinerja perseroan akan melambat. Meski nilai tukar rupiah sudah mulai membaik, kinerja kuartal IV tahun ini diperkirakan tidak akan jauh berbeda dari kuartal III.
Meskipun, penjualan otomotif diprediksi masih sama dengan tahun ini, perseroan akan tetap mencari strategi bisnis di sektor otomotif dengan meluncurkan produk-produk baru. Perseroan akan terus menjaga market share 50% di roda empat dan 69% di roda dua.
Selain itu, ASII juga terus mendorong pengembangan bisnis non otomotif. Saat ini, sektor ini telah berkontribusi 35% terhadap kinerja perseroan. Salah satunya adalah pengembangan bisnis infrastruktur melalui anak usahanya, PT Astratel Nusantara.
Saat ini, Astratel tengah mempersiapkan diri mengembangkan pusat logistik berikat (PLB). Perseroan akan akan mengoptimalkan pelabuhan East Kal Supllay Basedi Balikpapan seluas 95 hektare (ha) yang dikelola oleh anak usaha PT Penajam Banua Taka untuk menjadi PLB.
Sebelumnya pelabuhan ini diperuntukkan khusus logistik di sektor minyak dan gas. Namun adanya program Presiden Joko Widodo untuk mendorong sektor maritim membuat perseroan memutuskan untuk mengembangkan PLB. Di sana, perseroan telah memiliki lapangan penumpukan seluas 42.000 m2 dan gudang tertutup seluas 12.100 m2.
Paulus Bambang Widjanarko, Direktur ASII mengatakan, tengah mempersiapkan sistem IT yang menjadi syarat terakhir untuk masuk PLB. Dia perkirakan, pembangunan sistem akan rampung di kuartal I 2016. "Mudah-mudahan kuartal I 2016 sudah siap jadi PLB," ujarnya.
Garap jalan tol
Selain itu, Astratel juga terus menggenjot pengembangan jalan tol. Saat ini menggarap empat ruas jalan tol yakni ruas Tangerang-Merak sejauh 72,4 kilometer (km), Jombang-Mojokerto sepanjang 40,5 km, Serpong-Kunciran sejauh 11,25 km, dan Semarang-Solo sepanjang 72,64 km. Tahun depan, Astratel menyiapkan capex Rp 600 miliar untuk menyelesaikan keempat ruas tol tersebut.
Melalui PT Marga Mandalasakti (MMS) pengendali ruas tol Tangerang-Merak, Astratel sudah menyelesaikan jalur ketiga Cikupa-Balaraja pada Juni lalu dan melalui PT Marga Harjaya Infrastruktur (MHI) pengendali ruas tol Jombang-Mojokerto telah menyelesaikan seksi I sepanjang 14,7 km dan tengah menggarap seksi II dan III.
Astratel menggengam 40% saham di PT Marga Trans Nusantara (MTN) selaku penggarap ruas tol Serpong-Kunciran. Saat ini akuisisi lahan ruas ini masih 54% dan ditargetkan rampung di Juni 2016 sehingga bisa di bangun pada Juli. Astratel memiliki 25% di PT Trans Marga Jateng (TMJ) sebagai pemilik ruas tol Semarang-Solo. Tahap I dari ruas ini sudah rampung dan saat ini tengah mengerjakan seksi II dan III. Sementara seksi IV dan V akan digarap tahun depan.
Tak hanya itu, ASII juga terus mempersiapkan diri untuk masuk ke bisnis pembangkit listrik. Pasalnya, perseroan melihat program proyek pembangkit listrik 35 ribu Mega Watt (MW) menjaid peluang bisnis dalam lima tahun ke depan.
Djoko Pranoto, Direktur ASII mengatakan, tengah membidik proyek PLTU dengan bahan bakar batubara di Sumatra bagian selatan (Sumbagsel) I, Sumbagsel 9 dan sumbagsel 10. "Namun kita harus pelajari benar dulu sebelum masuk karena ini adalah sesuatu yang baru buat Astra," katanya.
Menurut Djoko yang paling prospektif dari ketiga wilayah tersebut adalah proyek sumbagsel I dengan kapsitas 2 x 300 MW. Tender proyek tersebut sedang dipersiapkan dan kemungkinan akan dilakukan di awal tahun depan. Kemungkinan besar ASII akan menggandeng investor asing untuk masuk ke proyek tersebut.
Namun, untuk masuk ke proyek tersebut perseroan akan menggandeng atau mengakuisisi perusahaan batubara. Pasalnya, syarat untuk bisa masuk ke proyek tersebut harus memiliki cadangan batubara. Sementara di sana ASII tidak memiliki tambang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News