Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja reksadana pasar uang memang cenderung tumbuh sedikit demi sedikit. Namun, beberapa reksadana pasar uang ini berhasil tumbuh melebihi pertumbuhan rata-rata reksadana pasar uang.
Berdasarkan data Infovesta Utama hingga akhir November, rata-rata pertumbuhan kinerja reksadana pasar uang dalam sebulan terakhir sebesar 0,47%. Sementara, pertumbuhan sejak awal tahun mencapai 5,34%.
Baca Juga: OJK hapus nama Ajaib Technologies dari daftar fintech ilegal, ini alasannya
Namun, di periode yang sama kinerja reksadana BNI AM Dana likuid berhasil tumbuh 0,62% dalam sebulan terkahir melebihi pertumbuhan rerata reksadana pasar uang.
Putut Endro Andanawarih Direktur BNI Asset Management mengatakan dalam mengantisipasi penurunan suku bunga, portofolio dalam reksadana BNI AM Dana likuid diisi oleh lebih banyak porsi pada obligasi korporasi dengan tenor di bawah satu tahun.
Dibanding bunga deposito beberapa bulan terakhir yang cenderung turun seiring penurunan suku bunga, Putut mengkalkulasi net return yang diberikan obligasi korporasi memang lebih tinggi.
Berdasarkan fund fact sheet, per Oktober, reksadana BNI AM Dana likuid mengalokasikan dan investasi sebanyak 51,1% di obligasi dan 46,1% di deposito. Time deposit dengan jangka lebih panjang Putut utamakan untuk mengunci bunga deposito selama suku bunga dalam tren menurun.
Baca Juga: Kinerja reksadana saham Emco Asset Management tergerus, ada apa?
Dalam memilih deposito, Putut menyaring bank sesuai dengan kualitas fundamental dari bank tersebut. "Kami pilih bank dengan rate terbaik demi kepentingan investor," kata Putut.
Top 5 efek dalam portofolio reksadana BNI AM Dana likuid adalah Bank Bukopin, Bank BRI Agro, BPD Jabar, BPD Sulel Bar, dan Obligasi dari PT Indosat (ISAT).