Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Nilai tukar rupiah melemah terhadapa dollar Amerika Serikat (USD). Pemicunya, dollar AS yang terus menguat. Peregerakan rupiah diperkirakan masih menanti hasil pertemuan Bank sentral kawasan eropa (ECB) dan pertemuan Bank Sentral inggris (BoE).
Di pasar spot, Kamis (6/10) pasangan USD/IDR turun 0,11% dari hari sebelumnya menjadi 12.148. Sedangkan kurs tengah Bank Indonesia (BI) mencatat rupiah melemah 0,72% menjadi 12.179.
Daru Wibisono, analis PT Monex Investindo Futures mengatakan, secara umum pergerakan rupiah cenderung melemah meski ditutup menguat. Menurutnya, faktor pendorong pelemahan ini menguatnya dollar AS setelah data ADP non farm Oktober membaik. “ Ini mengindikasikan bahwa data tenaga kerja AS yang akan dirilis akhir pekan ini akan membaik,” ungkapnya.
Sementara dari domestic, Daru mengatakan ketidak pastian politik dengan dualisme yang terjadi di parlemen serta rencana kenaikan Bahan Bakar Minya (BBM) bersubsidi juga turun menekan rupiah.
Nurul Eti nurbaeti, Head of Research Divisi Tresury Bank BNI mengatakan, pelemahan rupiah terjadi karena minat beli dollar AS terus meningkat mengantispasi pertemuan Bank sentral eropa (ECB) dan pertemuan yang digelar Bank Sentral inggris (BoE) serta menanti data ekonomi AS yang akan dirilis jumat.
Nurul mengatakan, pelemahan rupiah ini mengindikasikan adanya capital outflow terutama di pasar saham.
Nurul melihat, rupiah akan bergerak konsolidasi menguat karena dari domestic kekhawatiran atas melambatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia sudah mulai berkurang setelah pemerintah mengatakan akan mendorong ekspor untuk beberapa komoditas.
Nurul memperkirakan rupiah akan bergerak diantara Rp 12.100- 12.200. Adapun Daru melihat, rupiah masih akan tertekan di akhir pekan ini. Prediksinya rupiah akan bergulir di rentang 12.100 – 12.200.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News