Reporter: Dupla Kartini, Noor Muhammad Falih | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Otot rupiah loyo, tersengat pengumuman data ekonomi domestik. Di pasar spot, Senin (3/11), pasangan USD/IDR naik 0,19% dibandingkan akhir pekan lalu menjadi Rp 12.109. Kurs tengah Bank Indonesia (BI) mencatat, rupiah melemah 0,19% versus dollar AS ke Rp 12.105.
Senior Researcher and Analyst PT Monex Investindo Futures Albertus Christian menilai, pemicu pelemahan rupiah adalah kontraksi aktivitas manufaktur domestik. Indeks manufaktur September tercatat 49,2, turun dibanding Agustus, 50,7. "Ini memicu profit taking, setelah rupiah menguat pekan lalu," paparnya. Apalagi, dollar AS sedang menguat terhadap major currency, akibat investor mengalihkan aset pada mata uang safe haven, seperti dollar AS.
Hari ini, fokus pasar akan bergeser pada data pertumbuhan domestik bruto (PDB). PDB kuartal III diprediksi lebih rendah dari kuartal II. "Data ini bisa menekan rupiah. Ada risiko rupiah melemah ke Rp 12.060–Rp 12.145," prediksi Christian.
Ekonom Bank Central Asia David Sumual menduga, inflasi bulan Oktober dan neraca dagang yang sesuai ekspektasi, bisa menopang rupiah. Prediksinya, rupiah akan bergerak terbatas antara Rp 12.050–Rp 12.150.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News