Reporter: Widiyanto Purnomo | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Harga minyak dunia tak tahan berada di atas level US$ 60,00 per barel dan cenderung bergerak dalam rentang terbatas dalam sepekan. Kurang kuatnya sentimen penggerak membuat harga minyak stagnan.
Mengutip Bloomberg, Jumat (15/5) harga minyak kontrak pengiriman Juni 2015 di bursa New York Mercantile Exchange tercatat turun 0,31% ke level US$ 59,69 per barel dibanding hari sebelumnya. Begitu pun dalam sepekan harga minyak masih merangkak tipis 0,50%.
Suluh Adil Wicaksono, Analis PT Millenium Penata Futures menyebut data cadangan minyak AS pada Rabu (13/5) yang malah menunjukkan pengurangan cadangan minyak sebesar 2,2 juta barel, tak bisa jadi sentimen positif bagi harga minyak. Sebab ,AS bukan merupakan produsen minyak dunia yang terbesar.
“Untuk melihat kondisi penawaran atau produksi minyak, pasar kurang berkiblat kepada AS,” kata Suluh
Apalagi menurutnya, harga minyak di kisaran level US$ 57 – US$ 62 merupakan level yang di sukai pasar. Artinya, produsen maupun konsumen merasa tidak masalah dengan level harga tersebut.
Suluh menambahkan harga minyak belum akan menunjukkan tren menguat (bullish) atau melemah (bearish) selama harga tidak beranjak jauh dari level US$ 60 per barel.
Mengacu hal tersebut, Suluh memprediksi harga minyak pada hari Senin (18/5) akan kembali bergerak dalam rentang terbatas. Sebab, pasar masih menunggu rilis data cadangan minyak AS yang akan di rilis Rabu (20/5).
Selanjutnya untuk jangka menengah, harga minyak akan tergantung dari hasil pertemuan asosiasi Negara penghasil minyak (Organization of the Petroleum Exporting Countries / OPEC) pada bulan Juni. Pasalnya, dari pertemuan tersebut pasar menunggu apakah OPEC akan tetap menggenjot produksi minyaknya atau malah sebaliknya.
Suluh memprediksi harga minyak akan bergerak dalam kisaran US$ 59 – US$ 61 per barel. Sementara untuk sepekan harga minyak akan bergerak dalam kisaran US$ 58 – US$ 62 per barel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News