Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) menjadi salah satu saham pendatang baru yang terbilang cukup sukses. Saham emiten pertambangan batubara ini sudah melesat 1.031,81% sejak melakukan initial public offering (IPO) pada Maret 2023.
Per Selasa (15/8), saham CUAN berada di level Rp 2.490. Padahal harga IPO yang dipasang CUAN kala itu hanya Rp 220 per saham.
Founder WH Project dan Pengamat Pasar Modal William Hartanto menilai, salah satu penyebab melesatnya saham CUAN adalah faktor nama besar taipan Prajogo Pangestu dan histori saham-sahamnya yang naik signifikan. Adapun Prajogo tercatat memiliki 9,56 miliar saham CUAN atau setara 85,06%.
Selain itu, kenaikan harga saham CUAN juga bisa disebabkan oleh katalis positif masuknya saham CUAN ke dalam MSCI Small Cap Indexes List yang berlaku 1 September 2023.
Baca Juga: Saham Petrindo Jaya Kreasi (CUAN) Kena Suspensi Bursa, Intip Rencana Ekspansinya
“Namun kalau harga sudah naik sebelum munculnya suatu sentimen, maka perlu waspada adanya sell on fact,” kata William, Selasa (15/8).
Asal tahu saja, kenaikan harga yang gila-gilaan membuat Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan penghentian sementara perdagangan saham CUAN pada perdagangan Selasa (15/8).
“Dalam rangka cooling down, Bursa Efek Indonesia memandang perlu untuk Penghentian sementara perdagangan Saham PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) di Pasar Reguler dan Pasar Tunai,” tulis Yulianto Aji Sadono, Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI, Selasa (15/8).
Memang, saham CUAN bergerak cukup liar dalam waktu belakangan ini. Kemarin (14/8), saham CUAN bahkan melesat 24,81%. Dalam waktu tiga bulan perdagangan, saham CUAN melambung 176,67%.
Meski sudah melesat tinggi, William menillai harga saham CUAN belum mencapai puncak jika tren kenaikan masih berlanjut. Dalam artian, tingkat risko pasti tinggi karena kenaikan saham CUAN sudah cukup fantastis.
Baca Juga: AUTO, CUAN, SMSM Masuk MSCI Small Cap, Intip Rekomendasi Sahamnya
“Namun bukan berarti sudah harus turun. Terkadang tren bisa berjalan terus untuk waktu yang lama. Oleh karena itu jika hanya sekadar mengikuti tren saja, menurut saya masih bisa dilakukan,” sambung dia.
Sehingga, pelepasan saham bisa dilakukan bertahap sambil terus mengikuti arah tren.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News