kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,40   8,81   0.99%
  • EMAS1.332.000 0,60%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini penyebab produksi batubara Samindo Resources (MYOH) turun di kuartal I 2020


Rabu, 29 April 2020 / 16:05 WIB
Ini penyebab produksi batubara Samindo Resources (MYOH) turun di kuartal I 2020
ILUSTRASI. PT Samindo Resources


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Volume produksi batubara PT Samindo Resources Tbk (MYOH) mengalami penurunan sepanjang tiga bulan pertama 2020.

Kepala Hubungan Investor Samindo Resources, Ahmad Zaki Natsir, mengatakan, volume produksi batubara Samindo Resources di kuartal I-2020 sebanyak 2,7 juta ton, turun 14,5% dari periode yang sama tahun lalu.

Baca Juga: Harga Minyak Menekan Bursa Saham, Ada Emiten yang Buntung Tak Sedikit yang Untung

Sementara itu, jumlah realisasi volume pengupasan overburden (OB) removal Samindo Resources pada kuartal I-2020 sebesar 10,1 juta bank cubic meter (bcm). Realisasi ini turun 21% dari pencapaian volume pengupasan OB pada kuartal I-2019.

Zaki mengatakan, turunnya realisasi produksi batubara dan lapisan OB disebabkan oleh kondisi cuaca yang tidak mendukung. “Curah hujan di awal tahun selalu tinggi. Jadi, seringkali operasi terhenti,” terang Zaki kepada Kontan.co.id, Rabu (29/4).

Asal tahu, tahun lalu Samindo Resources mencatatkan volume coal getting sebesar 11,1 juta ton atau tumbuh 13,49% secara tahunan. Sementara itu, realisasi volume pengupasan lapisan penutup mencapai 55,2 juta bcm pada tahun lalu atau naik 1,09% secara tahunan.

Meski tidak menyebut angka pasti, namun Zaki mengatakan volume coal getting tahun ini dipastikan naik namun dengan volume OB yang turun.

Baca Juga: Emiten sektor ini bisa mendulang cuan besar saat harga minyak terperosok

Pun begitu dengan realisasi kontrak baru. Zaki bilang, MYOH belum mendapatkan kontrak baru. Ditambah, kondisi saat ini turut membatasi kegiatan pengembangan bisnis MYOH.

“Target produksi nasional tahun ini kan di bawah dari produksi aktual tahun lalu, pasti banyak juga yang produksinya dikurangi tahun ini,” pungkas Zaki.

Terkait harga minyak dunia yang dalam tren menurun, Zaki mengamini bahwa turunnya harga minyak dunia berdampak pada turunnya harga solar untuk industri. Sebab, solar untuk keperluan industri tidak diberikan jatah subsidi sehingga akan mengikuti pergerakan harga global.

Namun, untuk melihat dampak dari penurunan harga minyak terhadap kinerja MYOH, Zaki bilang harus diperhitungkan setidaknya dalam waktu setahun.

Baca Juga: Harga minyak dunia turun, begini dampaknya pada kinerja Samindo Resources (MYOH)

Zaki melanjutkan, sebenarnya harga minyak yang terlalu murah pun tidak baik bagi industri batubara. Sebab, jika harga minyak terlalu murah maka banyak penyedia listrik swasta atau Independent Power Producer (IPP) yang berpindah haluan menggunakan bahan bakar solar.

Hal ini menyebabkan permintaan batubara turun dan pada akhirnya harga batubara juga ikut turun. Adapun harga minyak yang wajar menurut Zaki ada di kisaran US$ 50 per barel. Per bulannya, MYOH menghabiskan sekitar 5 juta liter solar untuk operasional.

Sebagai gambaran, hingga akhir 2019 Samindo Resources membukukan pendapatan US$ 254,45 juta atau naik 5,5% dari pendapatan pada 2018. Sementara itu, laba emiten kontraktor tambang batubara sebesar US$ 26,07 juta atau turun 15,62% secara year-on-year (YoY).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×