kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ini penyebab pendapatan XL Axiata (EXCL) tumbuh 8% di kuartal II-2021


Kamis, 05 Agustus 2021 / 12:49 WIB
Ini penyebab pendapatan XL Axiata (EXCL) tumbuh 8% di kuartal II-2021
ILUSTRASI. Kinerja XL Axiata di kuartal II-2021 ciamki


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Anna Suci Perwitasari

Di sisi lain, sepanjang semester 1 2021, XL Axiata berhasil mengurangi beban operasional sebesar 2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Penurunan biaya operasional tersebut terjadi pada biaya interkoneksi dan biaya langsung lainnya yang minus 22% yoy, terutama karena interkoneksi yang lebih rendah akibat penurunan trafik layanan legacy, yakni SMS dan voice.

Selain itu, biaya tenaga kerja juga turun 6% yoy karena revisi provisi remunerasi dan biaya infrastruktur turun sebesar 13% yoy. Sementara untuk biaya pemasaran meningkat 31% yoy.

Serapan belanja modal

Untuk membiayai pembangunan jaringan dan mendorong pertumbuhan pendapatan, XL Axiata telah membelanjakan capital expenditure (capex) yang lebih besar. Hingga akhir semester 1-2021, capitalized capex XL Axiata meningkat 22% yoy menjadi Rp 4,57 triliun.

Baca Juga: Merger-akusisi jadi opsi perluas pasar dan bangun ekosistem di bisnis telekomunikasi

"XL Axiata terus melakukan perluasan jaringan data pita lebar ke berbagai pelosok Nusantara, terutama di wilayah luar Jawa. Selain itu, proses fiberisasi juga terus diperluas untuk meningkatkan kualitas layanan data," tegas Dian.

Hingga akhir Juni 2021, perusahaan berhasil meningkatkan jumlah total BTS menjadi 156.709 unit, atau naik 12% yoy. Jumlah BTS 4G turut bertambah menjadi 65.658, dari 49.744 di periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara untuk total area yang terlayani 4G sudah mencapai 458 kota/kabupaten.

Neraca perusahaan saat ini juga tetap sehat dengan saldo kas yang relatif tinggi. Free Cash Flow (FCF) berada pada tingkat yang sehat, yaitu sebesar Rp 1,91 triliun.

Menurut Dian, perusahaan juga mampu mempertahankan tingkat kesehatan neraca dengan tingkat utang bersih yang terkelola dengan baik dan stabil. Besaran utang bersih meningkat sebesar 19% yoy menjadi Rp 8,09 triliun, tetapi rasio utang bersih terhadap EBITDA masih 0,6 kali.

Perusahaan juga tidak memiliki utang berdenominasi dollar Amerika Serikat. Sebesar 71% dari pinjaman yang ada saat ini berbunga floating dan pembayarannya dikelola hingga dua tahun ke depan.

Selanjutnya: Kinerja moncer, pendapatan Itama Ranoraya (IRRA) melesat 611,6% di semester I-2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×