Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja keuangan PT Bumi Resources Tbk (BUMI) kurang memuaskan. Sepanjang 2019, pendapatan kotor BUMI bahkan turun 5% secara tahunan menjadi US$ 4,65 miliar.
"Penurunan tersebut akibat turunnya harga komoditas batubara secara tahunan," ujar Direktur BUMI Dileep Srivastava, Senin (30/3).
Secara volume, BUMI sejatinya berhasil menjual 87,7 juta ton. Angka ini naik 9% dibanding 2018, sebesar 80,6 juta ton.
Baca Juga: BPH Migas kaji pemanfaatan bersama fasilitas BBM milik badan usaha
Kaltim Prima Coal (KPC) masih menjadi kontributor terbesar dengan menjual 61,8 juta ton batubara. Namun, rata-rata harga jual batubara sepanjang 2019 turun 13% menjadi US$ 51,7 per ton.
Di tengah penurunan kinerja keuangan tersebut, beban pokok secara keseluruhan justru naik 5% secara tahunan menjadi US$ 4 miliar.
Menurut Dileep, kenaikan ini ada kaitanya dengan harga minyak dunia yang sempat merangkak naik. Kenaikan tersebut membuat biaya untuk operasional tambang meningkat.
Baca Juga: Dibayangi Risiko Utang, Emiten Batubara Masih Andalkan Pasar Obligasi
Kenaikan beban pokok disertai turunnya pendapatan tidak mampu dikompensasi oleh efisiensi di sisi operasional. Beban operai BUMI turun 13,7% menjadi US$ 262 juta.
"Penurunan ini merupakan efek dari pengukuran optimalisasi biaya yang kuat," imbuh Dileep.
Baca Juga: Selama 2019, KPPU telah memutus 29 perkara, berapa nilai dendanya?
Alhasil, laba sebelum pajak BUMI juga relatif mendatar, sebesar US$ 261 juta pada tahun lalu. Seiring dengan tekanan tersebut, laba bersih BUMI turun dalam menjadi hanya US$ 7 juta. Padahal, sepanjang 2018, laba bersihnya mencapai US$ 220 juta.
.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News