Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT United Tractors Tbk (UNTR) di semester I-2020 kurang memuaskan. Ini terjadi setelah perusahaan mencatatkan penurunan kinerja operasional, mulai dari lini bisnis penjualan alat berat Komatsu hingga bisnis kontraktor batubara.
Asal tahu saja, dalam enam bulan pertama 2020, UNTR menjual 853 unit alat berat. Jumlah ini turun 55% bila dibandingkan dengan penjualan alat berat Komatsu pada periode yang sama di tahun lalu, yang kala itu mencapai 1.917 unit.
Dari bisnis kontraktor pertambangan batubara yang dilakukan lewat anak usahanya, PT Pamapersada Nusantara (Pama), UNTR membukukan volume produksi batubara sebesar 55,9 juta ton di periode Januari-Juni 2020. Jumlah ini pun turun 8,05% dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Baca Juga: Semester I-2020, penjualan alat berat United Tractors (UNTR) turun 55%
Selain itu, volume pengupasan lapisan tanah atau overburden removal (OB) juga turun 10,47% menjadi 420,03 juta bank cubic meter (bcm).
Penurunan juga terjadi pada segmen pertambangan emas lewat anak usaha PT Agincourt Resources di Tambang Emas Martabe. Dalam enam bulan pertama 2020, penjualan emas UNTR sebesar 185,600 ons troi, turun 4,57% dari semester I-2019. Per Juni 2020 sendiri, penjualan emas UNTR sebesar 32.000 ons, turun dari periode Mei 2020 yang mencapai 40.000 ons.
Kenaikan terjadi dari lini bisnis perdagangan batubara lewat anak usaha PT Tuah Turangga Agung (TTA). Sepanjang semester I-2020, TTA menjual 5,63 juta ton batubara, naik 14,4% dari semester I-2019. Jumlah ini terdiri atas 869.000 ton batubara kokas (coking coal) dan 4,75 juta ton batubara thermal.
Sekretaris Perusahaan UNTR Sara K. Loebis mengatakan, penurunan pada mayoritas kinerja operasional perusahaan di semester I-2020 merupakan kombinasi antara harga komoditas sektor pertambangan yang masih lemah dan pandemi Covid-19 yang membuat proyek pelanggan UNTR di beragam sektor menjadi berjalan lebih lambat dan berhati-hati.
“Hal ini terjadi juga di produksi dan penjualan batubara, yang menyesuaikan kegiatan produksinya dengan harga komoditas saat ini,” kata Sara saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (27/7).
Sementara itu, analis Mirae Asset Sekuritas Hariyanto Wijaya dan Emma A. Fauni mengatakan, melemahnya kinerja UNTR disebabkan oleh dua faktor utama. Pertama, harga batubara yang terus melemah di tahun ini.
Kedua, produktivitas yang lebih rendah dari semua operasional pertambangan di Indonesia. Hal tersebut terjadi karena semua kegiatan pertambangan, termasuk batubara dan emas, harus mematuhi protokol Covid-19 yang membuat jam kerja lebih sedikit serta meminimalisir jumlah pekerja di lokasi tambang guna mengurangi kemungkinan penularan Covid-19.
Emma dan Hariyanto menilai, aktivitas pertambangan dengan protokol Covid-19 akan berlangsung hingga akhir tahun 2020, yang berarti bahwa laju aktivitas bulanan United Tractors yang lemah saat ini juga dapat berlanjut hingga akhir 2020.
Baca Juga: United Tractors (UNTR) yakin kinerja jasa pertambangannya bisa terjaga di sisa 2020
Alhasil, Mirae Asset Sekuritas menurunkan rekomendasi atas saham Grup Astra ini menjadi hold, dari sebelumnya beli, dengan target harga yang tidak berubah, yakni Rp 19.000 per saham. Ini terjadi karena harga saham UNTR saat ini telah melampaui target harga tersebut.
“Kami menilai kinerja keuangan kuartal II-2020 yang berpotensi lemah dapat memicu adanya tekanan jual,” tulis Hariyanto dan Emma dalam riset yang diterima Kontan.co.id, hari ini.
Namun, Mirae Asset mempertahankan proyeksi kinerja operasional untuk tahun ini. Penjualan alat berat Komatsu diproyeksi mencapai 2.500 unit hingga akhir tahun. Produksi barubara pun diperkirakan mencapai 120 juta ton dengan volume OB mencapai 910 juta bcm.
Sementara penjualan emas dari tambang Martabe, diperkirakan mencapai 371.000 ons sepanjang tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News