Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Megapower Makmur Tbk (MPOW) mencatat kinerja yang kurang menggembirakan pada 2018. Megapower Makmur membukukan penurunan pendapatan 12,10% menjadi RP 58,61 miliar dan mengantongi laba Rp 3,06 miliar atau turun signifikan 75% dari tahun 2017.
Direktur Utama Megapower Makmur Kang Jimmy mengatakan penurunan pendapatan dan laba pada 2018 disebabkan sejumlah hal. Salah satunya adalah Megapower Makmur banyaknya pembangkit diesel.
"Hal ini tidak sejalan dengan program pemerintah yang mau mengurangi BBM khususnya diesel," jelasnya dalam public expose, Kamis (20/6).
Jimmy menjelaskan penurunan ini bukan secara kontrak, tapi karena permintaan yang diturunkan akibat pemborosan dan biaya yang tinggi menyalakan diesel. Beberapa area diesel, kapasitas operasinya diturunkan atas permintaan PLN.
"Akibat penurunan daya ini membuat penjualan otomatis menurun," terangnya.
Adapun penyebab lainnya yakni Megapower Makmur tidak melakukan investasi di sepanjang 2018 sehingga tidak ada rencana baru yang berdampak pada penurunan pendapatan.
Kendati demikian, Jimmy menuturkan pada tahun ini perusahaan berencana mengakuisisi dua minihidro. Kemudian Megapower Makmur juga sudah menjalankan pembangkit yang diprediksi dapat meningkatkan pendapatan dan laba.
Pada kuartal I 2019 pendapatan Megapower Makmur turun 3,97% yoy menjadi Rp 14,39 miliar. Meski begitu, Megapower Makmur mencatat kenaikan laba sebesar 52,55% menjadi Rp 2,74 miliar.
Jimmy menyatakan prediksi pendapatan pada kuartal I 2019 lebih baik dari yang diperkirakan. Sejak awal proyeksi penurunan kapasitas sudah terlihat sehingga MPOW tidak muluk-muluk menargetkan pendapatan. "Namun hasilnya hingga akhir Maret 2019 MPOW bisa membuktikan lebih baik," ujarnya.
Hingga saat ini MPOW memilki total powerplant sebesar 29,2 Megawatt (MW)yang tersebar di Sumatra, Bangka Belitung, dan Sulawesi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News