kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45913,59   -9,90   -1.07%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini penyebab kinerja indeks IDX30 tak maksimal sejak awal tahun


Sabtu, 07 September 2019 / 08:20 WIB
Ini penyebab kinerja indeks IDX30 tak maksimal sejak awal tahun


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks IDX30 merupakan salah satu indeks yang banyak digunakan oleh pengelola dana sebagai acuan untuk membentuk portofolio investasi saham. Alasannya, penghuni indeks IDX30 adalah saham-saham yang berkapitalisasi besar dan memiliki likuiditas yang tinggi.

Akan tetapi, indeks ini menunjukkan kinerja yang kurang prima sejak awal tahun. Hingga Jumat (6/9), IDX30 hanya menguat 0,12% secara year-to-date (ytd). Kinerja IDX30 pun kalah moncer dibandingkan dengan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang telah menguat 1,85% secara ytd.

Analis Jasa Capital Utama Sekuritas Chris Apriliony mengatakan, salah satu penyebab stagnannya kinerja IDX30 adalah akibat ketidakpastian ekonomi, salah satunya adalah perang dagang China dengan Amerika Serikat.

Akibatnya, investor (khususnya asing) terus menjual saham-saham berkapitalisasi besar.

Baca Juga: IHSG menguat tipis 0,03% ke 6.308 di akhir perdagangan pekan ini

“Saham-saham berkapitalisasi besar terkena outflow dari asing yang terus menjual sahamnya karena kondisi global,” kata Chris ketika dihubungi Kontan.co.id, Jumat (6/9).

Di sisi lain, Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta Utama mengatakan, mandeknya kinerja IDX30 tidak lepas dari sentimen masing-masing saham penghuninya.
Saham-saham penekan seperti Indo Tambangraya Megah (ITMG) dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) misalnya, terpengaruh sentimen negatif penurunan harga batubara.

Ada pula saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM) dan PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP), terimbas pada rencana aturan kenaikan cukai rokok. 

Seperti diketahui, pemerintah dan Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sepakat menaikkan target penerimaan cukai tahun depan jadi Rp 180,53 triliun, atau tumbuh 9% secara tahunan.

Juga saham PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) yang masih dibayangi menjamurnya toko online (online shop).

Lebih lanjut, Nafan memprediksi investor bakal melakukan akumulasi beli ketika bearish trend sudah berakhir sekitar bulan September hingga Oktober.

Baca Juga: Cadangan Devisa Surplus, IHSG Hari Ini Menanjak ke 6.308,95

Selain itu, sentimen global seperti perang dagang dan Brexit juga dinilai telah mereda sehingga bakal mengerek kinerja indeks IDX30.

“Jika dari sisi domestik, juga didorong oleh faktor fundamental makroekonomi yang berksinambungan,” lanjut Nafan.

Di lain sisi, Chris memprediksi jika ketidakpastian terus membayangi ekonomi global, maka tidak menutup kemungkinan kinerja Indeks IDX30 bakal terkoreksi.

“Ekonomi yang tidak stabil mengakibatkan asing masih keluar dari pasar Indonesia, kemungkinan IDX30 masih menurun,” ujarnya.

Untuk diketahui, Indeks IDX30 diluncurkan Bursa Efek Indonesia pada pada 23 April 2012. Penghuni IDX30 adalah saham-saham yang diambil dari LQ45. Penghuni indeks IDX30 adalah saham-saham yang berkapitalisasi besar dan memiliki likuiditas yang tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×