kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.907.000   -4.000   -0,21%
  • USD/IDR 16.212   -17,00   -0,10%
  • IDX 6.865   -12,86   -0,19%
  • KOMPAS100 999   -3,55   -0,35%
  • LQ45 764   -2,07   -0,27%
  • ISSI 226   -1,00   -0,44%
  • IDX30 393   -1,12   -0,29%
  • IDXHIDIV20 455   -0,68   -0,15%
  • IDX80 112   -0,32   -0,28%
  • IDXV30 114   0,03   0,02%
  • IDXQ30 127   -0,74   -0,58%

Ini Penyebab IDX Infrastruktur Masih Melemah Sejak Awal Tahun 2025


Jumat, 04 Juli 2025 / 11:11 WIB
Ini Penyebab IDX Infrastruktur Masih Melemah Sejak Awal Tahun 2025
ILUSTRASI. Indeks sektor Infrastrktur atau IDX Infrastruktur sudah melemah 4,05% secara year to date (YtD) hingga awal Juli 2025


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks IDX Infrastruktur tercatat masih terkoreksi sejak awal tahun 2025. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks IDX Infrastruktur melemah 4,05% secara year to date (YtD) hingga awal Juli 2025.

Pelemahan indeks sektor infrastruktur ini lebih dalam dibanding Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang turun 2,85% secara year to date (YtD).

Direktur BRI Danareksa Sekuritas Laksono Widodo menilai, sektor infrastruktur belum akan pulih dalam waktu dekat.

Salah satu penyebabnya adalah pemotongan anggaran pemerintah untuk pembangunan infrastruktur.

Baca Juga: IHSG Menguat ke 6.891,7 di Pagi Ini (4/7), GOTO, BRIS, MBMA Jadi Top Gainers LQ45

“Dana pembangunan dialihkan ke program lain seperti makan bergizi gratis (MBG) dan Koperasi Merah Putih,” katanya saat ditemui Kontan di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (4/7).

Laksono juga menyoroti bahwa suku bunga acuan belum cukup rendah untuk mendorong sektor ini secara optimal.

Analis Edvisor Profina Visindo Indy Naila mengatakan, penurunan IDX Infrastruktur secara YTD disebabkan oleh anggaran pemerintah untuk infrastruktur yang berkurang. Selain itu, ada tekanan juga dari daya beli yang belum sepenuhnya pulih serta tingginya harga material juga. 

"Di indeks, masih ada pemberat dari emiten seperti WIKA. Kinerja TLKM juga mengalami pelemahan dari sisi kinerja keuangan," ujarnya kepada Kontan, Kamis (3/7).

Di semester II, kinerja IDX Infra bisa membaik jika ada penurunan suku bunga acuan dan pemulihan daya beli masyarakat.

 

"Namun, masih harus dipantau juga terkait alokasi APBN, nilai tukar rupiah dan dolar Amerika Serikat (AS), serta progres proyek pemerintah," paparnya.

Indy pun merekomendasikan akumulasi untuk TLKM dengan target harga Rp 3.100 per saham.

Selanjutnya: Bunga Deposito Bank Neo di Juli 2025, Tertinggi 8%

Menarik Dibaca: DPLK Bank Muamalat Syariah Bidik Nasabah Korporasi dan Individu

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×