kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45916,64   -18,87   -2.02%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini Penopang Laba Bersih Indika Energy (INDY) yang Mencapai US$ 57,7 Juta


Sabtu, 02 April 2022 / 12:24 WIB
Ini Penopang Laba Bersih Indika Energy (INDY) yang Mencapai US$ 57,7 Juta
ILUSTRASI. Indika Energy (INDY) berhasil melepaskan diri dari jerat kerugian.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indika Energy Tbk (INDY) berhasil melepaskan diri dari jerat kerugian. Emiten tambang batubara ini mengantongi laba bersih senilai US$ 57,72 juta pada 2021. Jumlah ini membaik kerugian hingga US$ 117,54 juta di tahun 2020.

Kenaikan laba bersih INDY sejalan dengan perbaikan sisi pendapatan. Indika Energy membukukan pendapatan senilai US$ 3,07 miliar, naik 69,27% dari pendapatan di periode 2020 sebesar US$ 1,81 miliar.

Azis Armand, Wakil Direktur Utama dan CEO Indika Energy mengatakan, kenaikan pendapatan terutama disebabkan oleh meningkatnya harga jual batubara. Indeks rata-rata Newcastle di tahun 2021  naik menjadi US$ 137,3 per ton dibandingkan dengan tahun sebelumnya di level US$ 60,7 per ton.

Baca Juga: Lepas dari Kerugian, Indika Energy (INDY) Cetak Laba Bersih US$ 57,72 Juta di 2021

Kenaikan pendapatan INDY juga sejalan dengan kenaikan pendapatan anak-anak perusahaan miliknya seperti Kideco Jaya Agung (Kideco), Indika Indonesia Resources, dan Interport. Pendapatan Kideco misalnya, meningkat 75,8% menjadi US$ 2,19 miliar, terutama disebabkan karena meningkatnya harga jual batubara rata-rata diiringi dengan volume penjualan. Kideco menjual 35,8 juta ton batubara dengan harga jual rata-rata sebesar US$ 61,4 per ton.

Melalui Kideco Jaya Agung, INDY mengalokasikan 34% dari total produksi untuk kebutuhan dalam negeri. Realisasi ini jauh melebihi ketentuan 25% domestic market obligation (DMO)

Pendapatan Indika Indonesia Resources meningkat 154,8% menjadi US$ 491,4 juta dibandingkan US$ 192,9 juta di tahun 2020. Kenaikan ini disebabkan kenaikan pendapatan dari PT Multi Tambangjaya Utama (MUTU) dan bisnis perdagangan batubara.

Baca Juga: Indika Energy (INDY) Mendirikan Anak Usaha di Bisnis Sepeda Motor Listrik

Pendapatan Interport juga meningkat 86,5% menjadi US$ 29,0 juta, dimana US$ 22,0 juta diantaranya berasal dari terminal penyimpanan bahan bakar PT Kariangau Gapura Terminal Energi (KGTE). Sementara itu, pendapatan Tripatra menurun 22,6% menjadi US$ 231,6 juta dari sebelumnya US$ 299,4 juta di tahun 2020. Penurunan ini terutama disebabkan karena berkurangnya pendapatan dari proyek BP Tangguh dan proyek Emily, serta sudah terlaksananya proyek Vopak.

Namun, sejumlah beban INDY turut menanjak tahun lalu. Beban penjualan, umum dan administrasi tercatat meningkat 43,4% dari US$ 101,4 juta di tahun 2020 menjadi US$ 145,4 juta di tahun 2021. Kenaikan beban ini terutama dikarenakan naiknya biaya pemasaran di Kideco dan meningkatnya beban sewa kapal tunda dan tongkang di MUTU.

Sementara itu, beban keuangan menurun 5,8% dari US$ 111,3 juta menjadi US$ 104,9 juta di tahun 2021 terutama disebabkan karena adanya biaya one-off percepatan amortisasi atas biaya penerbitan obligasi dan call premium atas pelunasan lebih awal terhadap obligasi yang jatuh tempo pada tahun 2022 dan 2023 di tahun 2020.

Baca Juga: Indika Energy (INDY) Siap Jaga Produktivitas di Tengah Kenaikan Harga Batubara

“Kami berhasil untuk menjaga produktivitas dan meminimalkan interupsi terhadap operasional perusahaan. Prioritas utama kami tetap untuk memperluas diversifikasi di sektor nonbatubara dan memperkuat performa ESG kami,” tutur Azis dalam keterangan resminya, Jumat (1/4).

Pada akhir 2021, posisi kas, setara kas dan aset keuangan lain INDY mencapai US$ 986,5 juta. Realisasi belanja modal atau capital expenditure (capex) selama 2021 adalah US$ 25,2 juta. Sepanjang tahun 2021, Indika Energy juga melakukan investasi baru sebesar US$ 83,2 juta untuk memperluas diversifikasi usaha. Secara terpisah, anggaran capex PT Petrosea Tbk (PTRO) di tahun 2021 sebesar US$ 42,0 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×