kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45918,08   -1,43   -0.16%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini pengaruh GIAA atas kinerja 3 penjamin emisinya


Selasa, 14 Agustus 2012 / 13:09 WIB
Ini pengaruh GIAA atas kinerja 3 penjamin emisinya


Reporter: Astri Kharina Bangun | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Pascapelepasan saham PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) pada April 2012, tiga penjamin emisi GIAA membukukan laporan keuangan yang beragam di semester pertama 2012. Ketiga penjamin emisi GIAA adalah PT Mandiri Sekuritas, PT Danareksa Sekuritas, dan PT Bahana Securities. Dari ketiganya, siapa yang kinerjanya paling kinclong?

Pada semester pertama 2012, dari ketiga perusahaan efek pelat merah tersebut, PT Danareksa Sekuritas mencatatkan pertumbuhan signifikan dari sisi laba setelah merugi pada semester pertama 2011.

PT Danareksa Sekuritas membukukan laba bersih sebesar Rp 9,078 miliar pada semester pertama 2012 dibandingkan rugi Rp 132,356 miliar pada semester pertama 2011.

"Kemarin kami kena beban Garuda, setelah dilepas mudah-mudahan (kinerja) lebih baik," ujar Direktur Utama Danareksa Sekuritas Marciano Herman.

Sedangkan PT Bahana Securities masih membukukan laba bersih di semester pertama 2012. Namun, nilainya merosot dibandingkan semester pertama 2011. Laba bersih anggota bursa dengan kode DX ini turun 24,93% menjadi Rp 27,059 miliar dari Rp 36,047 miliar pada tahun lalu.

Penurunan ini dipicu oleh turunnya pendapatan perseroan pada setengah tahun pertama 2012 sebesar 20,87% menjadi Rp 93,131 miliar dibandingkan periode serupa tahun lalu sebesar Rp 112,572 miliar.

"(Semester pertama) masih ada efek (Garuda) tapi harapannya semester kedua sudah murni kinerja kami," kata Direktur Utama Bahana Sekuritas Eko Yuliantoro.

Sementara itu, Mandiri Sekuritas menanggung kerugian bersih sebesar Rp 47,219 miliar pada semester pertama 2012 dibandingkan laba bersih sebesar Rp 60,238 miliar pada periode serupa tahun lalu. Kerugian ini dipicu kerugian perdagangan efek sebesar Rp 25,751 miliar dibandingkan semester pertama 2011 yang masih membukukan laba perdagangan efek sebesar Rp 6,993 miliar.

Sekadar mengingatkan, saat IPO Garuda, Mandiri Sekuritas, Danareksa Sekuritas, dan Bahana Securities terpaksa menyerap sisa saham yang tidak laku di pasar. Jumlahnya sekitar 3 miliar saham, senilai kurang lebih Rp 2,25 triliun. Sebagian diserap oleh para penjamin emisi IPO Garuda.

Mandiri Sekuritas menyerap 2,09% atau 473 juta saham. Sementara dua penjamin emisi lainnya, yakni Danareksa Sekuritas dan Bahana Securities masing-masing menyerap 2,21% (499 juta saham) dan 4,37% saham (990 juta saham).

Pada April 2012, ketiga perusahaan sekuritas tersebut melepas 2,47 miliar saham GIAA seharga Rp 620 per saham kepada PT Trans Airways yang dimiliki Chairul Tanjung. Total transaksi senilai Rp 1,53 triliun. Catatan saja, harga penjualan tersebut terdiskon 1,73% dibandingkan harga IPO senilai Rp 750 per saham.

Masih Optimistis

Kendati efek dari Garuda masih membebani kinerja keuangan, namun ketiga penjamin emisi optimistis kinerja semester kedua 2012 akan lebih baik. Peluang memperoleh pendapatan dari penerbitan obligasi maupun penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) di paruh kedua tahun ini masih terbuka.

Danareksa bakal menangani penjamin emisi dua penerbitan obligasi senilai Rp 1 triliun - Rp 2 triliun dan 2-3 IPO senilai Rp 3 triliun - Rp 4 triliun. Mandiri Sekuritas berencana mengawal 11 emisi obligasi dan 8 IPO. Nilai masing-masing berkisar antara Rp 1 triliun - Rp 3 triliun.

Sementara itu, Bahana Sekuritas membidik penjaminan 3-4 IPO dan 3 obligasi. Eko belum dapat menyebutkan nilai penjaminan emisi IPO, namun untuk obligasi nilainya mencapai Rp 2 triliun -Rp 3 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×