Reporter: Astri Kharina Bangun | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Kendati sudah dilepas, saham PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) masih menyisakan kerugian bagi PT Mandiri Sekuritas. Anggota bursa dengan kode CC ini menanggung kerugian bersih sebesar Rp 47,219 miliar pada semester pertama 2012 dibandingkan laba bersih sebesar Rp 60,238 miliar pada periode serupa tahun lalu.
Rugi bersih tersebut terimbas dari rugi usaha yang dialami perseroan pada semester pertama 2012 senilai Rp 37,488 miliar. Angka ini merosot dibandingkan semester pertama 2011 saat perseroan membukukan laba usaha sebesar Rp 85,785 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, pendapatan usaha perseroan sebesar 58,72% dari Rp 401,455 miliar pada semester pertama 2011 menjadi Rp 165,727 miliar pada semester pertama 2012.
Anak usaha PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) ini membukukan kerugian pendapatan efek sebesar Rp 25,75 miliar per 30 Juni 2012 dibandingkan periode serupa tahun lalu yang mencatatkan laba sebesar Rp 6,99 miliar. Kerugian pendapatan efek dari saham meningkat dari Rp 2,675 miliar pada semester pertama 2011 menjadi Rp 47,367 miliar.
"Perdagangan efek semua untung, hanya GIAA yang rugi," ungkap EVP Corporate Communication Mandiri Sekuritas Febriati Nadira, Jumat (10/8).
Meskipun demikian, perseroan masih mengantongi keuntungan dari perdagangan obligasi sebesar Rp 20,858 miliar yang meningkat dari semester pertama 2011 sebesar Rp 6,927 miliar. Sementara keuntungan reksadana menyusut dari Rp 2,74 miliar pada semester pertama 2011 menjadi Rp 758 juta pada semester pertama 2012.
Sumber pendapatan lainnya dari Mandiri Sekuritas, yakni komisi perdagangan efek juga menurun dari Rp 107,883 miliar pada semester pertama 2011 menjadi Rp 63,111 miliar pada semester pertama 2012. Sementara itu, jasa penjaminan emisi dan penjualan efek merosot dari Rp 165,198 miliar menjadi Rp 14,22 miliar.
Sekadar mengingatkan, saat IPO Garuda, Mandiri Sekuritas, Danareksa Sekuritas, dan Bahana Securities terpaksa menyerap sisa saham yang tidak laku di pasar. Jumlahnya sekitar 3 miliar saham, senilai kurang lebih Rp 2,25 triliun. Sebagian diserap oleh para penjamin emisi IPO Garuda.
Mandiri Sekuritas menyerap 2,09% atau 473 juta saham. Sementara dua penjamin emisi lainnya, yakni Danareksa Sekuritas dan Bahana Securities masing-masing menyerap 2,21% (499 juta saham) dan 4,37% saham (990 juta saham).
Pada April 2012, ketiga perusahaan sekuritas tersebut melepas 2,47 miliar saham GIAA seharga Rp 620 per saham kepada PT Trans Airways yang dimiliki Chairul Tanjung. Total transaksi senilai Rp 1,53 triliun. Catatan saja, harga penjualan tersebut terdiskon 1,73% dibandingkan harga IPO senilai Rp 750 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News