Reporter: Dyah Ayu Kusumaningtyas | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Akhir pekan lalu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di teritori negatif yaitu turun 0.04% ke posisi 4.290,80. Namun dalam rentang waktu sepekan terakhir, IHSG ditutup positif.
Selama sepekan, 5 Desember sampai 9 Desember, IHSG naik tipis 0,34% dibandingkan posisi penutupan pekan sebelumnya yang sempat turun cukup dalam pada level 4.276,14.
Sedangkan untuk proyeksi IHSG sepekan depan (10 November-14 November), ada analis yang memprediksi IHSG akan mencatat kecenderungan melemah.
Hal ini disampaikan oleh Divisi riset Indosurya Securities kepada KONTAN, Minggu (9/12). Adapun proyeksi area pergerakan IHSG itu ada pada rentang support 4.222 dan resistance 4.340.
Dari hasil riset Indosurya itu, Indicator Moving Average Convergence Divergence (MACD) menunjukkan death cross yang masih menandakan sinyal jual dan stochastic yang mengarah ke bawah.
Robertus Yanuar Hardy, analis Indosurya Securities bilang, data ekonomi yang perlu dicermati sepekan depan antara lain; sentimen ekonomi Jerman dan Trade Balance AS pada awal pekan, Selasa (11/12).
Selain itu, di Amerika Serikat (AS) juga akan mengumumkan data Retail Sales Unemployment Claims, dan data Producer Price Index (PPI) " Konferensi pers Federal Open Market Committee ( FOMC) pada hari Rabu (14/12), patut menjadi perhatian," jelas Robertus.
Menurut Robertus, konferensi FOMC akan berisikan proyeksi pelemahan ekonomi global. Dari Eropa, Robertus juga mengingatkan adanya agenda European Union (EU) Economic Summit, Eurogroup Meeting, dan ECB Monthly Bullettin pada Kamis (15/12. "Sementara dari Asia, akan keluar data HSBC Flash Manufacturing PMI China,". tambahnya.
Rentetan berita ekonomi inilah yang diproyeksikan Robertus berlanjut kepada data Core CPI dari AS pada akhir pekan mendatang. Data ini juga yang akan menjadi acuan penentu kebijakan ekonomi di AS untuk mengatasi fiscal cliff.
Walaupun Robertus memproyeksi ada pelemahan, namun pendapat berbeda disampaikan oleh Christine Natasya, Analis Reliance Securities. Ia malah optimistis dengan IHSG sepekan ke depan. Menurutnya, indikator stochastic IHSG saat ini masih dalam area jenuh jual (oversold).
Pada awal perdagangan awal pekan depan, Christine memprediksi IHSG bergerak di kisaran 4.260-4.320. "Saham saham seperti CTRP, LPKR perlu diperhatikan," ujarnya.
Sektor dan Saham yang menarik
Pendapat berbeda juga disampaikan oleh Dimas Adrian, Analis Indosurya Securities. Ia bilang, walaupun indicator MACD belum menunjukkan pertanda golden cross (sinyal beli) namun stochastic mulai mengarah ke atas.
Secara teknikal, untuk mengkonfirmasi kenaikan di minggu depan, IHSG harus melewati garis Moving Average 10 (MA10) pada level 4.300 dan MA20 pada level 4.310. "Saya melihat IHSG minggu depan kemungkinan menembus level garis MA10 namun masih di atas garis MA20," jelas Dimas kepada KONTAN, Minggu (11/12).
Dimas menjabarkan, beberapa sektor yang kemungkinan bergerak naik di minggu depan adalah; sektor perkebunan yang menguat seiring penguatan harga Crude Palm Oil (CPO). "Perubahan harga CPO akan mempengaruhi pergerakan saham-saham perkebunan berbasis CPO pada pekan depan, dengan beberapa saham yang bisa dilihat dari sektor ini adalah SIMP, AALI dan LSIP," jelas DimaS.
Kemudian, Dimas juga memperkirakan, sektor consumer juga akan menguat pekan depan terdorong IPO Wismilak dan libur natal pada akhir bulan ini, dengan saham-saham pilihan seperti GGRM, INDF, ICBP dan UNVR. "Dari sektor perdagangan, walaupun minggu lalu sudah menguat banyak, namun penguatan perlu dikonfirmasi lagi,'" kata Dimas. Beberapa saham yang menarik dari sektor ini diantaranya IDKM, ACES, MNCN dan BHIT.
Nah, sektor Infrastruktur yang merupakan penopang terbesar penguatan bursa pekan ini, diperkirakan masih akan menjadi penopang IHSG pekan depan. Saham-saham yang diperkirakan naik pekan depan adalah TLKM, EXCL. "Dan ISAT yang sedang mempertimbangkan menjual sisa towernya," tambah Dimas.
Sementara itu, sektor pertambangan yang selama ini melemah terkait turunnya harga komoditas, Dimas menyarankan mencermati akumulasi besar beberapa emiten seperti ENRG, INCO, ADRO dan HRUM. Sektor Property juga, minggu depan akan naik dan beberapa saham yang bisa dilirik antara lain BKSL, PWON, DILD, SSIA, BSDE, KPIG, LPKR, LPCK, TOTL dan ELTY.
"Selain itu, juga saham ADHI bisa menjadi pilihan, terutama terkait rencana Gubernur DKI, Jokowi, yang berencana mengumumkan proyek monorel di Jakarta, dan mempercepat pembangunan proyek yang telah mangkrak itu," imbuh Dimas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News