kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,61   -4,41   -0.49%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini nasib pemilik saham BRIS pasca merger bank syariah


Rabu, 14 Oktober 2020 / 06:45 WIB
Ini nasib pemilik saham BRIS pasca merger bank syariah
ILUSTRASI. Ini nasib pemilik saham BRIS pasca merger bank syariah. Dok. Danielisa Putriadita--Ekspansi BRIS Setelah IPO


Reporter: Anggar Septiadi, Maizal Walfajri | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - Jakarta. Merger bank syariah yang melibatkan tiga bank milik pemerintah akan berimbas pada pemilikan saham publik di PT Bank BRI Syariah Tbk (BRIS). Saham publik di BRI Syariah (BRIS) bakal terdilusi.

Merger bank syariah ini melibatkan BRI Syariah, PT Bank Mandiri Syariah, dan PT Bank BNI Syariah. Dalam merger bank syariah ini, BRI Syariah (BRIS) menjadi entitas yang menerima penggabungan (surviving entity).

Para analis memastikan kepemilikan saham publik di BRI Syariah (BRIS) bakal terdilusi setelah merger bank syariah. “Jika melihat anggaran dasar BRIS saat ini, porsi kepemilikan investor publik memang pasti akan terdilusi, sehingga sebelum merger bank syariah perlu ada persetujuan dari otoritas,” ujar Analis Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi kepada KONTAN, Selasa (13/10). 

Memang Nafi bilang BRI Syariah bisa mengubah anggaran dasar perseroan guna menghindari terdilusinya porsi publik lebih dalam. Atau dua bank yang akan digabung yaitu BNI Syariah dan Mandiri Syariah bisa mengambil porsi publik untuk masuk ke BRI Syariah. 

Baca juga: Aset paling kecil kenapa BRI Syariah jadi induk merger bank syariah? Ini alasannya 

Namun Nafi bilang hal tersebut cukup sulit terealisasi, apalagi jika ada penambahan atau pengurangan kepemilikan saham. Sehingga kepemilikan publik dipastikan terdilusi pasca merger bank syariah. 

Sementara Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji bilang meski berpotensi tinggi terdilusi, investor publik bisa dapat kompensasi dari kenaikan harga saham BRIS akibat sentimen merger bank syariah. Dalam perdagangan Selasa (13/10) saham BRIS tercatat tersangkut auto reject atas (ARA) lantaran telah melonjak 25%. Transaksi BRIS dilakukan dibuka pada harga Rp 920, dan ditutup pada harga Rp 1.125.

“Meski demikian, kenaikan harga saham selanjutnya akan bergantung terhadap sejuah mana emiten bisa meningkatkan kinerjanya secara fundamental,” ungkap Nafan.

Sebelumnya, Wakil Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Hery Gunardi sekaligus Ketua Tim Project Management Office Hery Gunardi bilang bank hasil merger bank syariah bahkan bisa masuk jajaran sepuluh besar bank syariah berkapitalisasi pasar teratas di dunia. 

“Tujuan merger bank syariah ini untuk memiliki bank syariah yang besar, dan berdaya saing global. Bank hasil merger juga bisa masuk 10 bank terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar di dunia,” kata Hery saat jumpa pers daring Selasa (13/10).

Baca juga: Inilah total aset dari hasil merger bank syariah 

Dengan target penyelesaian merger bank syariah pada Februari 2021 mendatang, Hery menaksir total aset bank hasil merger bakal mencapai hingga Rp 220 triliun-Rp 225 triliun dengan laba Rp 2,2 triliun. Sedangkan dengan asumsi konservatif, sampai 2025 aset hasil merger bank syariah diproyeksi bisa mencapai Rp 390 triliun, pembiayaan Rp 272 triliun, dan DPK senilai Rp 335 triliun.

Sayangnya Hery masih enggan membeberkan rancangan penggabungan usaha dari merger bank syariah tersebut. Ia hanya bilang para pihak bakal secara resmi mengumumkan prospektus terkait pada 20 Oktober 2020 mendatang.

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan merger bank syariah ini agar Indonesia bisa menjadi pusat ekonomi dan keuangan syariah di dunia. "Menjadi satu keluarga besar. Langkah ini merupakan tonggak sejarah untuk kita semua. Tonggak pertama persiapan dan tinjauan-tinjauan untuk merealisasikan rencana penggabungan bank bank syariah nasional," kata Erick dalam video yang berdurasi singkat, yang dikutip Selasa (13/10).

Erick Thohir meyakini merger bank syariah ini semakin mendekatkan Indonesia dengan tujuan ekonomi syariah yakni keadilan. Erick menilai keadilan dan transparansi dinilai telah membuat bank-bank syariah mampu bertahan di tengah krisis pandemik Covid-19, bahkan mampu menorehkan kinerja yang positif.  

Selanjutnya: Sudah teken CMA, proses merger bank syariah BUMN ditargetkan rampung Februari 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×