Reporter: Dyah Ayu Kusumaningtyas | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Pertumbuhan reksadana ternyata jauh di bawah target awal tahun lalu. Tercatat pada data Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), total Asset under Management (AUM) atau dana kelolaan per Agustus 2012 baru mencapai Rp 174,14 triliun, hanya naik 3,15% dari akhir tahun 2011.
Bahkan untuk reksadana saham, AUM-nya turun 2,5% di periode yang sama menjadi Rp 59,82 triliun dari Rp 61,35 triliun di akhir tahun 2011. Penurunan dana kelolaan terdalam dialami reksadana campuran sebesar 5,22 % menjadi Rp 20,58 triliun dari Rp 21,71 triliun.
"Tinggal beberapa bulan, sepertinya bakal sulit mencapai target kenaikan 15% untuk AUM sampai akhir 2012 ini," kata Abiprayadi Riyanto, Ketua Asosiasi Pengelola Reksadana Indonesia (APRDI), Rabu (17/10).
Abiprayadi menyebut, beberapa kendala pertumbuhan reksadana terhambat oleh suku bunga yang cenderung turun. Selain itu, situasi global dari Uni Eropa dan Amerika Serikat (AS) yang sempat bergemuruh, membuat menurunnya risk appetite investor.
"Adanya banyak reksadana terproteksi jatuh tempo, ini turut menurunkan dana kelolaan cukup signifikan, karena tidak sebanding dengan banyaknya produk reksadana terproteksiĀ baru yang diterbitkan," jelas Abiprayadi.
Sampai akhir tahun, Abiprayadi memprediksi, dana kelolaan reksadana total di luar Reksadana Penyertaan terbatas mencapai Rp 180 triliun, di bawah target sebelumnya yang sebesar Rp 186 triliun.
Dia bilang, untuk perkembangan reksadana, sebaiknya ditinjau dari unit penyertaan (UP). Per Agustus 2011 UP total produk reksadana sebesar 107,10 miliar unit naik dari 98,98 miliar unit di akhir tahun 2011.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News