kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.517.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.999   -70,00   -0,44%
  • IDX 7.325   -69,45   -0,94%
  • KOMPAS100 1.108   -12,29   -1,10%
  • LQ45 866   -9,18   -1,05%
  • ISSI 225   -1,80   -0,79%
  • IDX30 443   -4,72   -1,05%
  • IDXHIDIV20 533   -5,21   -0,97%
  • IDX80 126   -1,29   -1,01%
  • IDXV30 131   -0,17   -0,13%
  • IDXQ30 147   -1,21   -0,81%

Ini kriteria saham murah pilihan analisa


Minggu, 08 Oktober 2017 / 21:36 WIB
Ini kriteria saham murah pilihan analisa


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Dessy Rosalina

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga-harga saham yang masuk indeks LQ45 cenderung naik setelah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat menyentuh rekor baru sepanjang masa atau all time high di level 5.939,45, Rabu (4/10) lalu. Meski, IHSG tidak lagi menyentuh rekor, pada Jumat (6/10), IHSG ditutup menguat 0,06% menjadi 5,905,38.

Ditengah kondisi IHSG yang sedang menghijau dan harga saham cenderung meningkat,ternyata masih ada emiten dengan harga saham cukup rendah yang menarik untuk dikoleksi dan memiliki potensi kenaikan harga yang sejalan dengan pertumbuhan fundamental saham mereka.

Mengacu Bloomberg, Jumat (6/10) indkes LQ45 berada di level 982.854. Secara year-to-date (ytd) indeks LQ45 tumbuh 11,31%.

Analis Binaartha Parama Sekuritas Reza Priyambada mengatakan kriterika harga saham atau murah sangat relatif kepada masing-masing orang. Namun, terdapat indikator untuk melihat apakah harga saham tersebut masih cukup rendah atau tidak dengan melihat rasio harga saham terhadap laba alias price to earning (PE) dan price to book value (PBV).

"Kita melihat asumsi dan persepsi bahwa PE rendah berarti harga saham masih terdiskon yang berarti posisi harga saham masih cukup rendah, tapi tidak bisa juga kita bilang murah karena harus dibandingkan dengan saham lainnya juga," kata Reza, Jumat (6/10).

Selain itu penting juga melihat return on equity (ROE) perusahaan tersebut. ROE yang cukup tinggi menandakan kinerja fundamental perusahaan cukup baik.

Mengacu hal tersebut, beberapa saham pilihan Reza jatuh pada sektor infrstruktur seperti PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT). Reza menyebut PE WSKT sebesar 9,48 kali dengan PBV 2,11 kali dan ROE 11,11%. "PE WSKT paling rendah diantara emiten konstruksi lainnya," kata Reza.

Senada Analis Investa Saran Mandiri Hans Kwee mengatakan sektor konstruksi memiliki potensi kenaikan yang cukup banyak karena perusahaan di sektor ini masih tertinggal harga sahamnya dibanding pada sektor lain. "Saham sektor konstruksi belum naik banyak bahkan sempat turun banyak harga sahamnya beberapa waktu lalu," kata Hans yang merekomendasikan buy PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk (PTPP) di target harga Rp 4.300 per saham.

Sektor infrastruktur saat ini menurut Hans mendapat katalis positif dari sikap pemerintah yang diprediksi tidak akan melakukan pemotongan anggaran belanja pada infrastruktur. "Biasanya pada kuartal IV pemerintah melakukan pembayaran ke perusahaan konstruksi," kata Hans.

Pada sektor lainnya, Reza juga memfavoritkan sektor tambang. Menurutnya, PT Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA) menarik untuk dikoleksi meski nominal harga saham PTBA masih cukup tinggi di Rp 11.100. Namun, Reza menyebut PE PTBA cukup rendah di 7,4 kali dengan PBV 2,16 kali dan ROE yang cukup tinggi di 14,58%.

Reza mengatakan kinerja emiten sektor tambang seperti PTBA bertumbuh seiring dengan mulai membaiknya kinerja dari ahrga komoditas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×