Reporter: Yasmine Maghfira | Editor: Yudho Winarto
Lantas, apa kata analis mengenai tujuan perusahaan melakukan stock split?
Menurut Nafan, tujuan dari stock split adalah membuat harga saham lebih murah sehingga menarik minat para pembeli dan membuat pergerakan harga saham akan menjadi lebih likuid.
Nafan memaparkan bahwa faktor likuiditas suatu saham bukan hanya dari jumlah saham yang beredar. Namun, meningkatnya permintaan atau animo pelaku pasar juga dapat mempengaruhi likuiditas harga saham tersebut. Sebab, saham menjadi lebih atraktif bagi investor ketika harganya jadi lebih murah.
Sementara, William menyatakan faktor likuiditas hanya diukur dari jumlah saham yang beredar.
Baca Juga: Saham sektor konsumer menjanjikan, ini rekomendasi Bahana Sekuritas
Ia juga mengatakan memang ada beberapa saham yang tidak likuid setelah stock split. Namun, hal tersebut bukan karena kurang diminati pelaku pasar melainkan karena rasio pemecahan saham tersebut.
"Memang dengan rasio split tersebut, harga saham akan mengecil dan persebaran saham membesar. Namun, bukan karena kurang diminati tetapi memang rasionya yang membuat sahamnya jadi tidak likuid," tambah William.
Selain itu, William menilai sebelum stock split harga saham emiten-emiten yang akan melakukan itu umumnya cenderung naik. Biasanya dimulai dari dua bulan sebelum split. Selain faktor teknikal, prospek dan kebiasaan pelaku pasar juga menentukan kenaikan harga saham.
Sebagai contoh, investor akan memberanikan diri membeli saham emiten yang baru merencanakan stock split dari awal, supaya nanti ketika saham tersebut dipecah para investor itu tidak perlu membeli sahamnya terburu-buru karena harganya murah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News