kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini dampak penghentian operasional tiga anak usaha Bayan Resources (BYAN)


Jumat, 10 Juli 2020 / 12:23 WIB
Ini dampak penghentian operasional tiga anak usaha Bayan Resources (BYAN)
ILUSTRASI. pertambangan?PT Bayan Resources Tbk BYAN


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi virus corona (Covid-19) turut menghambat kinerja PT Bayan Resources Tbk (BYAN). Berdasarkan keterbukaan informasi di lama Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (9/7), manajemen BYAN mengungkapkan, kelangsungan usahanya terganggu akibat pademi Covid-19.

Hal ini terjadi karena adanya penghentian sementara operasional pada sebagian anak usahanya, yakni PT Bara Tabang, PT Fajar Sakti Prima, dan  PT Indonesia Pratama. Ketiga anak usaha BYAN ini berlokasi di Tabang site Kalimantan Timur. Penghentian dilakukan selama satu hingga tiga bulan ke depan.

BYAN memperkirakan, kontribusi pendapatan dari kegiatan operasional yang mengalami pembatasan tersebut mencapai 51%-75% terhadap total pendapatan (konsolidasi) tahun 2019.

Baca Juga: Anak Usaha Bayan Resources (BYAN) memenangkan gugatan sengketa lahan di Kalimantan

Manajemen BYAN pun memperkirakan, pandemi ini bakal mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. “Namun turunnya demand ekspor dan domestik serta jatuhnya harga komoditas, telah mempengaruhi kinerja Laporan Keuangan perusahaan dan oleh karena itu perusahaan harus lebih berhati-hati dalam mengelola arus kas perusahaan,” kata manajemen BYAN seperti dikutip Kontan.co.id.

Dengan outlook kuartal kedua yang kurang menggembirakan dan kemungkinan kondisi belum pulih kembali di paruh kedua 2020, maka BYAN akan menjalankan strategi efisiensi demi mengurangi dampak kerugian yang lebih besar sambil tetap mengutamakan keselamatan kerja para karyawan sehingga bisa mengatasi resiko penularan pandemi.

BYAN juga akan menyesuaikan target produksi, mencari pasar pembeli yang potensial, hingga melakukan penghematan pengeluaran yang bukan prioritas.

Melansir laporan panduan tahunan yang dirilis Mei 2020, emiten tambang batubara ini merevisi target produksi di kisaran 26 juta metrik ton (MT) dengan antisipasi volume penjualan 30 juta MT – 31 juta MT untuk tahun ini.

Harga jual rata-rata atau average selling price (ASP) diperkirakan turun dan berada di kisaran US$ 39 – US$ 40 per MT. Angka ini berdasarkan harga referensi patokan (Newcastle) dengan rata-rata US$ 57,8 per MT untuk tahun 2020.

Baca Juga: Simak realisasi kinerja operasional Bayan Resources (BYAN) di kuartal I

Volume pemindahan lapisan penutup atau overburden removal (OB) diperkirakan menurun terutama karena adanya penangguhan eksplorasi di Tabang pada kuartal I dan kuartal II-2020 dan perubahan dalam rencana penambangan di Tabang dan Wahana untuk sisa tahun ini. Target OB removal tahun ini ada di kisaran 110 juta bank cubic meter (bcm) -115 juta bcm.

Adapun belanja modal atau capital expenditure (Capex) dianggarkan berada di kisaran US$ 75 juta hingga US$ 90 juta. Capex ini akan digunakan BYAN untuk keperluan bisnis seperti keperluan bangunan & infrastruktur, peralatan dan mesin, peralatan kantor, dan peralatan transportasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×