kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ini alasan Trada Alam beralih ke bisnis tambang


Selasa, 07 November 2017 / 20:31 WIB
Ini alasan Trada Alam beralih ke bisnis tambang


Reporter: Riska Rahman | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana PT Trada Alam Minera Tbk (TRAM) untuk mengubah fokus utama bisnisnya tampaknya akan segera terealisasi. Pasalnya, perusahaan telah memperoleh restu dari para pemegang sahamnya untuk melakukan penambahan modal melalui penerbitan saham baru (rights issue).

Dana yang diperoleh dari hasil rights issue tersebut akan digunakan untuk mengakuisisi perusahaan tambang batubara yang beroperasi di Kalimantan Timur, PT Gunung Bara Utama (GBU), dan PT SMR Utama Tbk (SMRU). Pasca akuisisi ini pun perusahaan ini akan memfokuskan bisnis utamanya ke pertambangan batubara dan jasa pertambangan.

Pertimbangan perubahan fokus bisnis ini, menurut Direktur Utama TRAM Soebianto Hidayat, dilakukan lantaran tambang yang dimiliki GBU cukup prospektif. Tambang batubara yang berlokasi di Desa Empakuq, Kutai Barat, Kalimantan Timur ini memiliki cadangan terbukti sekitar 55,58 juta ton dan terkira sebesar 9,27 ton dengan masa konsesi 22 tahun.

"Selain itu, GBU juga memiliki infrastruktur berupa jalan sepanjang 60 kilometer dan juga pelabuhan. Di sekelilingnya pun ada banyak tambang batubara lain sehingga kami bisa mendapat tambahan nilai dari penggunaan fasilitas tersebut oleh tambang-tambang di sekitarnya," kata Soebianto di Jakarta, Selasa (7/11).

Perusahaan yang dulunya bernama PT Trada Maritime Tbk ini juga akan menambahkan bisnis jasa pertambangan dengan cara mengakuisisi SMRU yang merupakan induk PT Ricobana Abadi. Dengan begitu, perusahaan ini bisa mengintegrasikan bisnis jasa pertambangan ini ke bisnis tambang yang mereka miliki.

Aset berupa kapal tongkang pengangkut batubara (dry bulk) juga bisa dimanfaatkan . Rencananya, perusahaan ini akan mengintegrasikan kapal tersebut ke dalam bisnis batubara mereka.

Perubahan bisnis ini baru bisa dilakukan sekarang lantaran Trada Alam melakukan penyelesaian utang-utang yang mereka miliki. "Selama ini kami sibuk melakukan restrukturisasi utang demi memperkuat posisi keuangan kami. Setelah semuanya rapi, maka baru sekarang kami bisa memasukkan aset-aset baru berupa tambang batubara untuk pengembangan usaha kami," ujarnya.

Adapun jumlah liabilitas perusahaan ini terbukti terus mengalami penurunan selama tiga tahun terakhir. Di akhir tahun 2014 lalu, total liabilitas perusahaan ini  berjumlah sebesar US$ 180,48 juta. Jumlah ini terus berkurang menjadi US$ 176,55 juta di akhir 2015 dan menjadi US$ 152,66 juta di akhir tahun lalu. Hingga kuartal III-2017 pun liabilitas perusahaan hanya berjumlah sebesar US$ 92,79 juta.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×