Reporter: Rezha Hadyan | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesian Institute for Corporate Directorship (IICD) beberapa waktu lalu memberikan penghargaan kepada sejumlah emiten dengan menerapkan good corporate governance (GCG) atau tata kelola perusahaan yang baik. Penghargaan ini rutin diberikan setiap tahunnya untuk mendorong emiten menerapkan CGC sekaligus sebagai pegangan bagi investor sebelum memilih saham.
Tata kelola perusahaan yang baik dinilai mampu memberikan keuntungan lebih kepada investor. Hasil survey konsultan manajemen global McKinsey menunjukkan bahwa banyak investor global yang berani membayar harga premium sampai 40% untuk saham emiten yang punya tata kelola perusahaan yang baik.
Karena kinerja saham emiten dengan tata kelola perusahaan yang baik akan jauh lebih tinggi daripada saham emiten dengan penerapan tata kelola perusahaan yang buruk. Volatilitas harga saham emiten dengan tata kelola yang buruk juga lebih tinggi dibandingkan harga saham emiten dengan tata kelola yang baik.
Lantas, seberapa besar penerapan tata kelola perusahaan yang baik terhadap pergerakan saham dari kacamata analis pasar modal?
Analis Reliance Sekuritas Kornelis Wicaksono menyebut dianugerahkannya penghargaan dari IICD kepada sejumlah emiten sebagai sentimen positif bagi pemegang saham atau investor. Namun, harga saham emiten dengan tata kelola yang baik belum tentu akan bergerak naik.
"Ada saham yang harganya masih minus kemungkinan itu terkait dengan beberapa faktor misalnya secara teknikal atau musiman," kata dia kepada Kontan.co.id Kamis (13/12).
Kornelis mengamini bahwa tata kelola perusahaan yang baik punya peran penting untuk menarik minat investor asing.
"Tata kelola perusahaan yang baik itu menunjukkan kemampuan manajemen dalam mengelola perusahaan. Perusahaan dengan tata kelola yang baik tentu tidak akan ragu membuka informasi seluas-luasnya kepada publik, mereka butuh informasi yang akurat," kata dia.
Kepala Riset Koneksi Capital Alfred Nainggolan mengatakan penerapan tata kelola perusahaan yang baik oleh suatu emiten belum menjadi katalis yang kuat untuk pergerakan sahamnya. "Pengaruhnya lebih ke citra perusahaan," kata dia.
Ada lima prinsip dalam tata kelola perusahaan yang baik yakni kejujuran, transparansi, tanggung jawab, akuntabilitas, dan independensi. Prinsip ini bermuara pada tujuan perusahaan memaksimalkan nilai pemegang saham. "Kelayakannya dapat diukur dari kepuasan pemegang saham," ungkap Alfred.
Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan penilaian tata kelola perusahaan yang dilakukan oleh IICD lebih melihat pada kepatuhan perusahaan terhadap regulasi yang ada. "Asumsinya dengan tata kelola yang baik kinerja keuangan juga bisa lebih baik tapi kenyataannya belum tentu, banyak hal lain yang berpengaruh" kata dia.
Ia menjelaskan pemilihan saham oleh investor mempertimbangkan banyak aspek. Tata kelola perusahaan yang baik hanya sebagian kecil dari aspek tersebut. Ada aspek - aspek lain seperti pertumbuhan kinerja keuangan, likuiditas, volume jual beli (bid offer), sentimen, berita-berita terkait kondisi perekonomian global, hingga perekembangan sektor usaha emiten yang lebih dipertimbangkan oleh investor sebelum memutuskan saham mana yang akan dipilih.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News