kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini alasan Megapower Makmur (MPOW) masih menahan ekspansi di tahun 2021


Sabtu, 31 Juli 2021 / 10:00 WIB
Ini alasan Megapower Makmur (MPOW) masih menahan ekspansi di tahun 2021


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. PT Megapower Makmur Tbk (MPOW) yang masih wait and see untuk melakukan ekspansi dalam menambah kapasitas pembangkit listrik di tahun ini. Hal itu dilakukan karena pandemi Covid-19 yang belum juga kelar di tanah air.

Corporate Secretary and Head of Legal & HR Megapower Makmur Arif A. Aldy menyampaikan, saat ini pihaknya masih mengoptimalkan pembangkit listrik eksisting sembari menjajaki potensi proyek pembangkit baru.

Penanganan pandemi Covid-19 menjadi pertimbangan MPOW dalam melanjutkan ekspansi, lantaran kondisi ini berdampak terhadap neraca pasokan-kebutuhan (supply-demand) ketenagalistrikan. 

Arif mengungkapkan, MPOW akan fokus pada pengembangan pembangkit berbasis energi terbarukan untuk bisa menjaga kesinambungan dan memberi keuntungan di masa mendatang.

Meski belum membuka detail lokasi, investasi serta jenis pembangkit yang akan dikembangkan, namun Pembangkit Listrik Tenaga Mini-hidro (PLTMH) dan tenaga surya (PLTS) diamini Arif sebagai proyek yang potensial untuk dijajaki.

"Bisa di PLTMH atau PLTS tergantung dari kesempatan dan peluang yang diberikan pemerintah. Tentunya saat ini pemilihan lokasi, arah pasokan, model bisnis, belanja modal dan sumber pendanaan terhadap rencana tersebut belum dapat diungkapkan oleh Perseroan," kata Arif kepada Kontan.co.id, Jumat (30/7).

Baca Juga: Megapower Makmur (MPOW) optimistis raih laba bersih di tahun ini

 

Saat ini, MPOW mengoperasikan empat Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD), yakni di PLTD Bengkalis Riau (2 MW), PLTD Muntok Bangka Belitung (6 MW), PLTD Toboali 1 Bangka Belitung (3 MW), PLTD Toboali 2 (3 MW) serta PLTM Bantaeng-1 Sulawesi Selatan dengan kapasitas 4,2 MW.

Energi listrik yang dihasilkan dari pembangkit berkapasitas total 18,2 MW tersebut seluruhnya dijual kepada PT PLN (Persero). Alhasil, supply-demand listrik pun menjadi salah satu penentu tingkat pendapatan yang bisa dibukukan oleh MPOW.

Sepanjang periode kuartal pertama 2021, MPOW mengempit pendapatan sebesar Rp 10,68 miliar atau tumbuh 52,78% dibandingkan Q1-2020 yang sebesar Rp 6,99 miliar.

"Pertumbuhan pendapatan terjadi karena adanya permintaan penambahan pasokan daya oleh PLN," ungkap Aldy.

Selain faktor permintaan listrik dari PLN, kinerja keuangan MPOW juga dipengaruhi oleh faktor selisih kurs. Dengan pendapatan yang menanjak, pada tiga bulan pertama 2021, MPOW berhasil menurunkan rugi tahun berjalan dari Rp 23 miliar pada akhir Maret 2020 menjadi Rp 2,15 miliar pada kuartal I-2021.

"Penyusutan rugi tahun berjalan dikarenakan adanya perbedaan selisih kurs pada perbandingan year on year tersebut," sambung Arif.

Sayangnya, dia belum membeberkan capaian MPOW pada semester pertama, maupun proyeksi pendapatan dan laba-rugi sampai tutup tahun nanti. Namun dengan strategi efisiensi cost manajemen dan administrasi, serta permintaan listrik yang semakin membaik, MPOW optimistis bisa mencetak pertumbuhan kinerja keuangan pada tahun ini.

"Belum dapat ditentukan (proyeksi pendapatan di 2021), intinya diupayakan agar membaik dari sebelumnya," pungkas Arif.

Selanjutnya: PLN tambah pembangkit EBT sebesar 196,58 MW di semester I-2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×