kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ini alasan BRI Danareksa Sekuritas rekomendasikan beli untuk Summarecon Agung (SMRA)


Rabu, 07 April 2021 / 15:30 WIB
Ini alasan BRI Danareksa Sekuritas rekomendasikan beli untuk Summarecon Agung (SMRA)
ILUSTRASI. Desain perumahan Summarecon Bogor yang dikembangkan?PT Summarecon Agung Tbk (SMRA).


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 5,03 triliun sepanjang tahun lalu. Perolehan tersebut tercatat turun 15% secara year on year (yoy).

Sementara dari sisi bottom line, emiten properti ini mencatatkan laba bersih Rp 180 miliar. Jumlah tersebut turun hingga 65% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, di mana laba bersih SMRA masih sebesar Rp 515 miliar.

Analis BRI Danareksa Sekuritas Victor Stefano dalam risetnya pada 7 April 2021 menuliskan, perolehan pendapatan SMRA sudah sejalan dengan proyeksi dari BRI Danareksa Sekuritas. Namun, dari sisi laba bersih, perolehan SMRA mencapai 194% dari proyeksinya. Victor menyebut hal ini seiring dengan SMRA yang berhasil membukukan gross margin yang lebih tinggi.

“Margin yang lebih tinggi ini pada akhirnya membantu pemulihan pada segmen investasi properti di mana mencatatkan margin hingga 34% pada kuartal keempat 2020. Jauh lebih tinggi dari kuartal ketiga 2020 yang hanya 10%,” tulis Victor dalam risetnya.

Baca Juga: Gelar rights issue, Summarecon Agung (SMRA) membidik dana Rp 1,5 triliun

Tak hanya itu, biaya operasional SMRA rupanya jauh lebih rendah dari perkiraan BRI Danareksa Sekuritas. Tercatat, pada kuartal keempat 2020, biaya operasional SMRA lebih rendah 17% secara yoy sehingga membuat biaya operasional sepanjang 2020 hanya sebesar Rp 1 triliun. Jauh lebih rendah dari proyeksi Victor yang menyentuh Rp 1,1 triliun.

Victor juga menyebut, SMRA punya kinerja yang apik pada kuartal keempat 2020, setelah membukukan laba bersih Rp 461 miliar pada periode tersebut. Dengan mempertimbangkan adanya pandemi, perolehan tersebut menunjukkan kinerja yang apik. 

Hanya saja, SMRA masih dibayangi oleh net gearing yang tinggi hingga 86% pada akhir Desember 2020. Level tersebut jauh lebih tinggi dibanding posisi Desember 2019 yang sebesar 77%.

Baca Juga: Summarecon (SMRA) optimistis kinerja bisa tumbuh pada tahun ini

Begitu pun rasio EBITDA milik SMRA yang hanya sebesar 2,0 kali pada 2020, jauh lebih rendah dibanding 2019 yang sebesar 2,3 kali. “Walau begitu, dengan adanya rencana rights issue, SMRA akan berada di posisi yang lebih baik ke depannya, khususnya pada likuiditas,” imbuh Victor.

Pada tahun ini, BRI Danareksa Sekuritas memproyeksikan SMRA akan membukukan pendapatan hingga Rp 5,31 triliun dengan laba bersih sebesar Rp 201 miliar. Victor pun tetap merekomendasikan untuk beli saham SMRA seiring harganya yang masih undervalued mengingat potensi dari pemulihan laba bersih maupun penjualan SMRA ke depan.

Hanya saja, dia memangkas target harga SMRA dari Rp 1.350 menjadi Rp 1.300 per saham seiring posisi net cash yang lebih rendah. Pada Rabu (7/4), harga saham SMRA berada di Rp 975 per saham. Artinya masih ada potensi kenaikan hingga 33,33% dari target harga.

Baca Juga: Summarecon Agung (SMRA) bakal rights issue, simak rekomendasi analis berikut

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×