Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perusahaan rintisan (start up) terkemuka seperti sedang berlomba-lomba melakukan aksi merger dengan perusahaan cangkang atau perusahaan akuisisi bertujuan khusus atau special purpose acquisition company (SPAC).
Tiket.com misalnya, perusahaan penyedia layanan pemesanan tiket ini sedang dalam tahap negosiasi untuk merger dengan salah satu SPAC, yaitu Cova Acquisition Group. Adapun Goldman Sachs Group bertindak sebagai penasehat untuk rencana merger Tiket.com yang notabene memiliki valuasi lebih dari US$ 1 miliar.
Mengutip Bloomberg, Tiket.com sedang menjajaki kemungkinan IPO secara tradisional, penggabungan usaha ataupun akuisisi. Proses negosiasi antara Tiket.com dan Cova Acquisition Group masih belum usai dan masih ada kemungkinan untuk terus berlanjut.
Berdasarkan sumber yang dikutip Bloomberg, Tiket.com berpeluang memperoleh dana segar sekitar US$ 200 juta melalui merger dengan SPAC ini karena termasuk investasi swasta dalam perusahaan publik atau private investment in public equity (PIPE).
Nantinya, merger antara Tiket.com dengan Cova Acquisition Group berpotensi menghasilkan valuasi yang mencapai US$ 2 miliar. Merger tersebut menjadi langkah bagi Tiket.com untuk mencatatkan saham perdananya di bursa saham.
Baca Juga: Merger Gojek-Tokopedia, ini hitung-hitungan valuasinya
Pihak Tiket.com tidak banyak berkomentar terkait rencana merger dengan perusahaan SPAC tersebut. Public Relations Manager Tiket.com Sandra Darmosumarto menyebut, pihaknya terus melakukan pencarian berbagai opsi untuk pengembangan bisnis di masa mendatang.
“Tiket.com sedang menjajaki sejumlah opsi strategis ke depannya, termasuk IPO,” imbuh dia kepada Kontan.co.id, Rabu (19/5).
Selain Ticket.com, perusahaan ride-hailling dan layanan pesan antar, Grab Holdings telah mengumumkan rencananya untuk melantai di bursa saham Amerika Serikat (AS). Untuk itu, Grab Holdings sepakat untuk merger dengan Altimeter Growth Corp, sebuah perusahaan SPAC asal Negeri Paman Sam.
Dikutip dari siaran pers di situs Grab.com pada 13 April 2021, rencana merger tersebut diharapkan dapat mengangkat valuasi Grab menjadi US$ 39,6 miliar yang didasari oleh ekuitas proforma. Merger antara Grab dan Altimeter Growth Corp mencakup investasi dalam bentuk dana tunai baru senilai US$ 4,5 miliar.
Nilai investasi tersebut sudah termasuk dana dari para investor yang berkomitmen penuh dalam PIPE yang didukung oleh Altimeter Capital Management, LP lebih dari US$ 4 miliar, sedangkan Altimeter Growth Corp sendiri menginvestasikan dana sebesar US$ 750 juta.
Investor-investor global dalam PIPE meliputi BlackRock, Counterpoint Global (Morgan Stanley Investment Management), T Rowe Price Associates, Inc, Fidelity International, Fidelity Management and Research LLC, Janus Henderson Investors, Mubadala, Nuveen, Permodalan Nasional Berhad, dan Temasek. Investor Indonesia seperti Djarum, Keluarga Sariaatmadja, dan Sinar Mas juga berpartisipasi dalam penawaran PIPE tersebut.
Baca Juga: Grab Holdings (GRAB) umumkan rencana melantai di bursa saham AS tahun ini
Altimeter Growth Corp berkomitmen untuk memegang saham yang dimiliki oleh sponsornya selama 3 tahun, di mana 10% dari saham tersebut akan dimanfaatkan untuk Dana GrabForGood untuk mendukung berbagai program sosial dan lingkungan yang berdampak secara jangka panjang
Setali tiga uang, Traveloka, start up perjalanan (travel) online, juga berencana menjajal IPO di AS melalui kerja sama dengan SPAC demi mendapatkan dana segar.
Selanjutnya: Masih ada 25 perusahaan dalam pipeline IPO BEI, ini rinciannya
Dalam berita sebelumnya, Chief Executive Officer Traveloka Ferry Unardi menyampaikan, IPO di bursa dengan mekanisme SPAC merupakan cara yang sangat efisien. Ia berujar, tidak menutup kemungkinan Traveloka akan melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI) setelah resmi melantai di bursa saham AS.
“Jika kami dapat melakukannya lebih cepat, selanjutnya kami dapat fokus pada eksekusi dan mengembangkan perusahaan,” tandas Ferry dikutip dari Bloomberg, Selasa (16/2).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News