kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini 3 Cara Agar Memastikan NFT Laku di Pasar


Jumat, 21 Januari 2022 / 17:46 WIB
Ini 3 Cara Agar Memastikan NFT Laku di Pasar
ILUSTRASI. NFT


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hype Non Fungible Token (NFT) masih belum reda. Setelah Everyday Ghozali jadi perbincangan massa, termasuk berapa lama para public figure juga terjun ke dunia NFT.

Terbaru ada Anang Hermansyah yang rilis NFT AsiX dan laku keras. Selain itu ada Luna Maya, Ridwan Kamil, Syahrini, dsb.

Co-founder CryptoWatch dan Pengelola Channel Duit Pintar Christopher Tahir menilai jika NFT hanya sebatas digunakan untuk hal tersebut rasanya terlalu cetek. Sebab, NFT jika dieksplorasi lebih jauh, fungsinya jauh lebih bermanfaat terutama untuk kepemilikan hal yang sifatnya digital

“Simple-nya begini, NFT saat ini terlalu overhyped karena NFT seharusnya use case-nya tidak sebatas untuk jual-beli begini. Apalagi sentimen seperti Ghozali itu tidak lebih dari gorengan saja," kata Christopher kepada Kontan.co.id, Jumat (21/1)

Baca Juga: Bitaverse, Marketplace Metaverse Lokal Pertama Tanah Air dari Dentsu Indonesia

Dengan asumsi tersebut, ia meyakini ada potensi NFT ini bisa saja meredup hypenya. Apalagi, ketika sudah membeli aset NFT, investor belum dijamin bisa menggunakan dan memaksimalkannya. Lagi pula dari sisi harganya juga tidak ada jaminan bisa naik terus.

Christopher menambahkan, pada 2017 lalu pernah terjadi hype serupa untuk NFT, namun tak berapa lama hypenya redup dan tidak dapat dihidupkan kembali. Oleh karena itu, ia mengingatkan investor untuk berpikir panjang terlebih dahulu sebelum impulsif dan FOMO.

Sementara bagi para creator, ia mengingatkan sebelum membuat NFT, harus mengerti fungsi sebenarnya dan bagaimana itu bisa menjadi daya ungkit bagi para calon pembeli.

"Namun tentunya harus dipikirkan pula apakah lebih viable dan feasible dibandingkan jalur tradisional (melalui produser)," imbuhnya.

Sedangkan COO Tokocrypto Teguh K Hermanda mengungkapkan walaupun minat terhadap NFT ini tinggi, sayangnya belum dibarengi dengan pemahaman masyarakat terkait NFT. Ia menilai ada sejumlah hal yang perlu diketahui masyarakat terlebih dahulu, sebelum mulai menggeluti pasar NFT.

Pria yang akrab disapa Manda ini menjelaskan, sebelum menjual karya atau asetnya melalui NFT di OpenSea atau marketplace lain, para creator harus mengetahui dahulu tujuan atau objektif yang ingin diambil.

Baca Juga: Sebelum Jual NFT di OpenSea atau Marketplace Lain, Kenali Dulu Cara Kerjanya

"NFT merupakan suatu aset yang tidak terlalu likuid, sehingga penjualannya, khususnya dari tangan kedua atau selanjutnya tidak akan terlalu mudah," kata Manda.

Jika sudah mengetahui tujuannya, ia merekomendasikan tiga hal kepada creator NFT agar asetnya bisa laku di pasar digital. Pertama, aset yang dijual harus punya unsur kelangkaan atau rarity. Ketika NFT punya kelangkaan atau keunikan menjadikannya tidak umum dan bisa membuatnya lebih diminati.

Kedua, NFT harus  memiliki nilai tambah yang ditawarkan kepada para calon pembeli. Ketiga adalah aspek komunitas, pasalnya karya NFT akan sukses jika dibangun atas interest yang sama dari banyak individu agar memiliki value.

"Bagi seniman atau konten kreator, NFT tentu menguntungkan karena bisa menjual hasil karya seninya secara langsung pada penikmatnya tanpa campur tangan pihak lain. Sehingga semua keuntungan dapat dimiliki penuh oleh kreator seni," ucap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×